Soal Varian Corona B117 dan N439K, Ketua Satgas Covid-19 IDI: Pandemi Belum Usai

- 13 Maret 2021, 13:50 WIB
Usai B117, Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban, membahas varian corona N439K seraya mengingatkan pandemi belum usai.
Usai B117, Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban, membahas varian corona N439K seraya mengingatkan pandemi belum usai. /Instagram.com/@profesorzubairi

PR INDRAMAYU – Menurut Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (Satgas Covid-19 IDI), Profesor Zubairi Djoerban, menjelaskan varian corona N439K, mengingatkan bahwa pandemi belum usai, dan menyinggung B117.

Dalam penjelasannya tentang varian corona B117 dan N439K, Ketua Satgas Covid-19 IDI menyatakan agar kita tidak lupa untuk saling mengingatkan bahwa pandemi memang belum usai.

Usai munculnya varian corona B117, Ketua Satgas Covid-19 memaparkan tentang N439K seraya mengingatkan warganet bahwa pandemi belum usai.

Baca Juga: WASPADA! Sebarkan Hoaks Covid-19 di Malaysia Akan Didenda Rp350 Juta, Berikut Penjelasannya

Kini memang telah ditemukan kasus varian corona N439K di Indonesia. Varian corona tidak hanya B117 yang pertama kali muncul di Inggris tersebut.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan, telah ditemukan nyaris 50 kasus mutasi N439K di Indonesia.

Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM yang merupakan dokter onkologi di RS Kramat menuturkan hal apa saja yang perlu masyarakat ketahui tentang varian ini.

Baca Juga: Mengenal Sesar Baribis yang Melintasi Indramayu, Ternyata Diyakini Masih Aktif hingga Kini

Menurut Profesor Zubairi, varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah.

“Pertama kali itu di Skotlandia. Pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa—dan saat ini sudah sampai Indonesia,” tulisnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, 13 Maret 2021 siang.

Dia menyatakan, N439K ini sebenarnya telah dianggap hilang saat penguncian diberlakukan di Skotlandia.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor 1 Juta Ton Beras, Fadli Zon: Jangan Alergi Mendengar Masukan Petani

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul “B117 Usai, Puluhan Kasus Mutasi N439K Terdeteksi di Indonesia, Simak Pesan Prof. Zubairi Djoerban”, rupanya kasus tersebut malah muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman, dan Inggris.

“Dus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas,” tulisnya lagi.

Lalu apa bedanya varian baru ini dibandingkan strain corona penyebab Covid-19 yang telah menjadi pandemik saat ini?

Baca Juga: Mengenal Sesar Baribis yang Melintasi Indramayu, Ternyata Diyakini Masih Aktif hingga Kini

Dia mengatakan, sifat N439K ialah resisten terhadap antibodi alias tidak mempan, termasuk jika dihadapkan dengan vaksin Covid-19.

“Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita,” tulis Zubairi Djoerban.

Amerika Serikat, ujarnya, telah mencoba antisipasi N439K ini. Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19.

Baca Juga: Viral Video Diduga Ritual Aliran Sesat, Kapolres Pandeglang Banten: Pelaku Sudah Kami Amankan

“Tapi, yang jadi soal, N439K ini tidak mempan diintervensi oleh obat itu,” tulis Profesor Zubairi.

Kabar baiknya, dia menyampaikan catatan pakar epidemiologi, bahwa penyebaran N439K tidak secepat B117.

Dia kembali berpesan agar menjaga jarak, pakai masker, dan hindari kerumunan terus digalakkan, apalagi di dalam ruangan.

Baca Juga: Jadwal Bola TV dan Link Streaming Malam Ini 13-14 Maret 2021: Leeds vs Chelsea, Madrid vs Elche

“Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai,” tulisnya mengakhiri bahasan seraya ucapkan terima kasih.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi kondisi kesehatan 6 pasien B117 di Indonesia seluruhnya telah pulih.

"Pun dengan hasil pelacakan terhadap sejumlah orang yang berinteraksi dengan pasien dilaporkan negatif berdasarkan hasil laporan laboratorium kesehatan," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, saat menjadi pembicara pada webinar "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Jumat, 12 Maret 2021 siang.***(Gita Pratiwi/Pikiran Rakyat)

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah