“Panen yang ada di Sumba Tengah ini setahun masih sekali, yaitu padi. Kita ingin mengelola agar satu tahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai,” kata Presiden Jowoki.
Adapun kendala utamanya adalah ketersediaan sumber air yang digunakan untuk mengairi persawahan masih sangat terbatas. Pemerintah saat ini tengah membangun 200 sumur bor untuk pengairan sawah di lumbung pangan tersebut.
Baca Juga: Bertemu Sandiaga Uno, Ridwan Kamil Bahas Proyek Lido hingga Lapangan Pekerjaan
“Memang kuncinya ada di air. Oleh sebab itu, di sini tadi kita lihat sudah dibangun sumur bor yang masuk ke sawah. Beberapa embung juga sudah dibangun di sini. Tapi masih jauh dari cukup,” tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi secara langsung menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melihat potensi pembangunan waduk atau bendungan untuk mengairi persawahan di wilayah tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga melibatkan masyarakat setempat dengan meberdayakan mereka dalam pengembangan lumbung pangan melalui program padat karya pengolahan tanah dan pembersihan semak belukar untuk lahan seluas 3.650 hektare.
Baca Juga: Vaksinasi Tahap Kedua Segera Dilakukan, Lansia Jadi Kelompok Prioritas
Bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) juga telah diberikan oleh Pemerintah yang tentunya sangat dibutuhkan oleh para petani setempat. Lebih lanjut Presiden Jokowi meyankini akan terbangunnya ketahanan pangan yang baik untuk Indonesia jika hal ini terus dikerjakan dengan baik.
“Saya rasa kalau ini kita kerjakan saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan NTT ini akan bisa terbangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi pada peninjauan tersebut turut didampingi para pejabat pemerintah lainnya, di antaranya ialah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, dan Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu.***