FPI Resmi Dibubarkan, Putri Gusdur Alissa Wahid Ungkit Kasus Kekerasan

- 30 Desember 2020, 16:47 WIB
Alissa Wahid, putri mendiang almarhum Gusdur mengkritisi kasus yang menjerat Ustadz Maaher.
Alissa Wahid, putri mendiang almarhum Gusdur mengkritisi kasus yang menjerat Ustadz Maaher. /Instagram.com/@alissa_wahid

PR INDRAMAYU - Pemerintah melalui Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD secara resmi membubarkan Front Pembela Islam (FPI) pada Rabu, 30 Desember 2020.

Sementara itu, secara de jure menyatakan FPI telah resmi bubar sejak 21 Juni 2019.

Pasalnya, FPI tak memiliki landasan hukum, pemerintah pun secara resmi melarang semua aktivitas Front Pembela Islam dan menghentikan segala kegiatannya.

Baca Juga: FPI Resmi Bubar, Gus Romli: Itu Impian Lama Mantan Presiden Gus Dur

"Bahwa FPI sejak tanggal 21 Juni tahun 2019 secara de jure telah bubar sebagai ormas," kata Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam, Rabu, 30 Desember 2020.

Pemerintah pun melihat, selama berkegiatan banyak sekali pelanggaran yang dilakukan oleh organisasi yang dipimpin Habib Rizieq Shihab.

"Seperti tindak kekerasan, sweeping atau razia sepihak, provokasi, dan sebagainya," tuturnya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2021, Cek Prakiraan Hujan Indonesia 31 Desember 2020 – 2 Januari 2021

Oleh karena itu, pemerintah menyimpulkan untuk menghentikan dan melarang segala bentuk kegiatan yang digelar oleh FPI.

Hal tersebut disampaikan berdasarkan putusan MK Nomor 82/PUU112013 yang diteken pada 23 Desember 2014.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com, seiring dengan mencuatnya pemberitaan terkait FPI tersebut, Putri mantan presiden RI ke-4 yakni Alissa Wahid turut berkomentar melalui akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Bukti Rekaman Anggota FPI Berbaiat kepada Kelompok ISIS Ditayangkan di Kantor Kemenko Polhukam

Alissa Wahid mengungkit kembali perihal aksi kekerasan yang pernah dilakukan FPI.

"Menyimak Konpers Kemenkopolhukam, jadi ingat turun ke jalan tahun 2010-2011 dengan tagar #IndonesiTanpaFPI karena FPI berkali-kali melakukan aksi kekerasan," ujar Alissa

Alissa menuturkan, dirinya tergabung dalam aksi menolak FPI di kawasan Bundaran HI, namun aksi tersebut malah berujung ricuh lantaran ternyata ada provokator dari FPI.

Baca Juga: Tahukah Kamu Cara Mengetahui Kucing Bahagia Atau Tidak? Simak Penjelasannya!

Provokator yang disebutnya sebagai penyusup dari FPI itu, kata Alissa Wahid, membawa batu dan senjata tajam di dalam tas.

"Ingat banget aksi #IndonesiaTanpaFPI di Bunderan HI, agak ricuh, @fullmoonfolks digebuking, dibawa ke Polda Metro, saya temenin, untung ada video jurnalis, dicari provokatornya dari situ, ternyata orang FPI yang di tasnya bawa batu dan sajam," ungkapnya. 

Baca Juga: Resmi Nyatakan Ormas FPI Dibubarkan, Mahfud MD: Secara De Jure Telah Bubar

Tak hanya itu, Alissa Wahid pun mengungkit alasan dirinya meneruskan perjuangan ayahnya, Gus Dur, terutama persoalan FPI yang menyerang Ahmadiyah.

"Tipping point saya terobsesi meneruskan perjuangan Gus Dur terjadi ketika FPI menyerang kampung Ahmadiyah di ManisLor, orang-orang Ahmadiyah via telpn menangis 'kami akan bertahan sampai mati. Seandainya masih ada Gus Dur, pasti beliau besok pagi sudah berdiri di depan gerbang kami'," kata dia dalam cuitannya.

 

***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah