Gerak Cepat Pengadaan Vaksin, Presiden Jokowi Sebut Kejar-kejaran untuk Mendapatkannya

27 Oktober 2020, 20:51 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19 /BioSpektrum Asia/

PR INDRAMAYU – Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan mengapa pemerintah bergerak cepat dalam pengadaan vaksin virus corona Covid-19.

Selain mengembangkan vaksin sendiri, pemerintah telah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari tiga perusahaan produsen vaksin, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac. Padahal, vaksin dari ketiga perusahaan itu belum melewati uji klinis fase 3.

Baca Juga: Ketahui Deretan 10 Hewan yang Dilindungi di Indonesia, dari Anoa sampai Komodo

"Mengapa perlu kecepatan, karena memang semua negara Tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin ini secepat-cepatnya. Dan kita tahu ini semua memang kejar-kejaran," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020 seperti dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari RRI.

"Semua mengejar yang namanya vaksin agar warga mereka bisa cepat pulih dan ekonominya bisa bangkit," tambahnya.

Meski begitu, Jokowi menegaskan, bahwa vaksin tersebut baru akan disuntikkan ke masyarakat setelah melalui tahap uji klinis yang benar. 

Baca Juga: Instagram Kampanyekan Kesehatan Mental di Indonesia, Menyasar Khusunya para Orang Tua

Dengan begitu, vaksin dipastikan efektif menangkal virus Covid-19 serta aman dan tak menimbulkan efek samping.

"Jangan sampai kita tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik, data-data sains, standar kesehatan ini dinomorduakan. Tidak bisa," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi menekankan strategi komunikasi publik terkait vaksin juga harus disiapkan dengan baik.

Baca Juga: Pemprov Gyeonggi Berikan Hiburan Berupa Nonton Konser K-Pop di Situasi Pandemi

Jokowi menugaskan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibantu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk membangun strategi komunikasi ini.

"Dijelaskan komprehensif ke publik mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi sehingga tidak terjadi disinformasi dan penyebaran berita hoaks dari berbagai platform di berbagai media yang ada," tutupnya.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler