Kasus Stunting Masih Tinggi, Jokowi Minta BKKBN untuk Benahi Program Manajemen Stunting

26 Januari 2021, 14:04 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan @muhadjir_ef serta Kepala @BKKBNofficial Hasto Wardoyo saat memberi keterangan pers usai Rapat Terbatas Percepatan Penurunan Stunting. /Twitter @setkabgoid

PR INDRAMAYU – Kasus Stunting atau gagal pertumbuhan anak yang masih tinggi di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar benahi program manajemen stunting yang ada.

Hal itu disampaikan langsung oleh Jokowi melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Indonesia yakni Muhadjir Effendy dan didampingi kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada Senin, 25 Januari 2021 di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Menko PMK mengungkapkan bahwa Jokowi menargetkan penurunan angka stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak hingga mencapai kisaran 14 persen di tahun 2024.

Baca Juga: Usai Dipecat Chelsea, Unggahan Terbaru Frank Lampard di Instagram Banjir Komentar

“Jokowi telah memberikan arahan kepada kami, bahwa sampai tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia ditargetkan akan turun mendekati angka 14 persen,” ujar Muhadjir Effendy

Tak hanya itu, Jokowi juga telah menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana untuk percepatan penurunan stunting yang ada di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Kepala BKKBN dalam keterangan persnya bersama Menko PMK, menyampaikan bahwa pihaknya akan menyiapkan struktur dan program kerja untuk menjalankan perintah dari Presiden tersebut.

Baca Juga: Akui Dirinya Penyintas TBC, dr. Tirta Ungkap Bedanya dengan Covid-19 Lewat Video Tiktok

“Saya sebagai Kepala BKKBN tentu menerima amanat ini dan tentu dengan niat dan tekad yang kuat,” ujar Hasto Wardoyo selaku Kepala BKKBN yang dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Setkab RI.

“Tentu ini bukan tugas yang tidak ringan bagi kami, untuk itu kami harus menyiapkan struktur di BKKBN dan juga program kerja di BKKBN,” tambahnya.

Hasto mengungkapkan bahwa dalam Rapat Terbatas (Ratas), Jokowi menginstruksikan BKKBN untuk membenahi manajemen program penurunan stunting yang ada di BKKBN.

Baca Juga: Hasil Lengkap Drawing HSBC BWF World Tour Final 2020, Ginting Berada di Grup Neraka

Menurut Hasto, Anggaran untuk program ini sudah jelas, pemetaan sudah jelas, maka yang belum begitu optimal adalah manajemennya.

Lebih lanjut, Hasto juga mengatakan bahwa upaya pencapaian target sebesar 14 persen merupakan tantangan yang besar, mengingat selama lima tahun terakhir penurunan angka stunting di Indonesia masih berada di angka 1,6 persen per tahun.

“Target dari Jokowi seperti disampaikan Pak Menko sebesar 14 persen, maka kami harus menaikkan percepatan itu menjadi 2,7 persen per tahun,” tutur Hasto.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Tinggi, Pemerintah Siapkan Solusi, Begini Penjelasannya!

“Dengan prevalensi stunting sebesar 27,6 persen di tahun 2019, maka dengan perkiraan 20 juta bayi akan lahir dalam empat tahun ke depan, maka diperkirakan sekitar 7,2 juta dari mereka akan mengalami stunting,” tandasnya.

Sebelum menutup keterangan persnya, Hasto mengungkapkan bahwa untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen, jumlah tersebut harus ditekan hingga mencapai sekitar 3,4 juta anak.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Setkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler