PUISI Galak W.S. Rendra, Tentang Tragedi Mei 1998, Air Mata Mengalir Dalam Sajaknya !

15 Mei 2023, 17:51 WIB
W.S Rendra, penyair Indonesia punya Puisi Galak berjudul Sajak Bulan Mei 1988 di Indonesia, puisi itu menyindir Tragedi Mei 1998 /@w_s_rendra/Instagram

 

 

INDRAMAYUHITS - W.S. Rendra, penyair Indonesia yang selalu terkenang dengan sajak-sajak lugasnya, punya Puisi Galak tentang Tragedi Mei 1998

Tragedi Mei 1998 menyimpan sejarah kelam bagi Indonesia, sederet peristiwa kejam dan berdarah di dalamnya menyulut api dada para Penyair Indonesia untuk bersuara, termasuk W.S. Rendra

Puisi W.S. Rendra itu berjudul "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia"

Berikut puisi tentang Tragedi Mei 1998 dari pemilik nama asli Willibrodus Surendra Broto alias W.S. Rendra, yang dalam sajaknya mengalir air mata

Baca Juga: EDISI PUISI ! Berikut Ini 4 Puisi Cinta yang Bikin Bahagia, Yuk Baca !

Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia

Oleh: W.S.Rendra

Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja

Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan

Amarah merajalela tanpa alamat

Kelakuan muncul dari sampah kehidupan

Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah

Baca Juga: 5 Puisi Tahun Baru Karya Penyair Indonesia, Termasuk W.S Rendra dan Joko Punirbo, Dijamin Bikin Tergugah

O, zaman edan!

O, malam kelam pikiran insan!

Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan

Kitab undang-undang tergeletak di selokan 

Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan

O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!

O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!

Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa

Allah selalu mengingatkan

bahwa hukum harus lebih tinggi

dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara

Baca Juga: Tadarus Puisi: Sajak Sebatang Lisong, Suara Pembelaan Rendra untuk Kemiskinan dan Keboodohan

O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!

O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!

Berhentilah mencari Ratu Adil!

Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!

Apa yang harus kita tegakkan bersama

adalah Hukum Adil

Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara

Baca Juga: Tadarus Puisi: WS Rendra Memotret Transisi lewat Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia

Bau anyir darah yang kini memenuhi udara

menjadi saksi yang akan berkata:

Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat

apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa

apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan

maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa

lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya

Wahai, penguasa dunia yang fana!

Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!

Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?

Apakah masih akan menipu diri sendiri?

Apabila saran akal sehat kamu remehkan

berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap

yang akan muncul dari sudut-sudut gelap

telah kamu bukakan!

Baca Juga: Tadarus Puisi: Kesaksian Akhir Abad, Catatan Kritis WS Rendra di Ujung Abad 20

Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi

Airmata mengalir dari sajakku ini. 

 

Itulah puisi W.S Rendra tentang Tragedi Mei 1998.***

 

 

 

 

Editor: Aris Maya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler