Datangi Gedung Sate, Masyarakat Cinta Rasulullah SAW Kecam Prancis dengan Aksi Demonstrasi

- 30 Oktober 2020, 15:52 WIB
 Majalah Charlie Hebdo Hina Nabi Muhammad, PBB Turun Tangan Minta Presiden Prancis Tidak Hina Simbol Agama */
Majalah Charlie Hebdo Hina Nabi Muhammad, PBB Turun Tangan Minta Presiden Prancis Tidak Hina Simbol Agama */ /rima ayu dwianita/

 

 
PR INDRAMAYU - Akibat dari karikatur nabi yang memuat Charlie Hebdo serta UU "Separatisme Islam" yang telah diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron,
 
Masyarakat Cinta Rasulullah SAW di Kota Bandung mengecam tindakan Prancis dengan mendatangi gedung Sate di Bandung.
 
Para masyarakat tersebut datang ke gedung Sate untuk mengecam tindakan Prancis yang dianggap telah menghina Muhammad SAW dan Umat Muslim.
 
 
Pengecaman tersebut disalurkan melalui aksi yang dihadiri oleh seratus orang di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada Jumat 30 Oktober 2020. Dengan membentangkan bendera yang berlafadz Arab Laa Ilaha Ilallah.
 
Koordinator dalam aksi tersebut, Ustadz Asep Sudrajat mengatakan bahwa menyayangkan sikap Macron yang barangkali tabloid Charlie Hebdo menyebutkan nabi Muhammad SAW sebagai penyebab kekerasan di negara itu.
 
"Sebetulnya kita ingin mengingatkan penguasa negeri ini yang Prancis Muslim, untuk mengambil sikap karena bukan sekali, tetapi beberapa kali. Kita ingin ada sikap, setidaknya penguasa negeri ini di tingkat nasional dan Jabar bisa menunjukkan ketidaksukaanya, ini (bukti) keimanan yang minimal , "kata Asep.
 
 
Dalam aksi tersebut dihadiri massa dari sejumlah wilayah di Bandung Raya, bertujuan untuk membuka mata kepada sesama muslim lainnya, mengenai realitas yang ada di lapangan.
 
"Banyak umat yang tidak melihat, tapi realitas ini tidak bisa kita pungkiri. Kita juga ingin mengedukasi umat, apa solusi yang fundamental dari masalah ini, solusinya bahwa umat ini punya marwah yang disegani orang kafir, sehingga pelecahan terulang kembali," tegasnya
 
Tak cuma itu, Asep juga mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk memboikot produk-produk yang berasal dari Prancis.
 
 
"(Boikot) itu juga bagian dari keimanan, jadi memang Umat Islam ini sekarang itu memang bersatu dalam satu ikatan, kita juga bisa melihat realitas Islam itu berangkat dari berbagai kalangan dan ormas, tapi memiliki kecintaan yang sama, ekspresinya yang berbeda-beda," tegas Asep di Gedung Sate, Jumat 30 Oktober 2020.
 
Masyarakat Cinta Rasulullah SAW melakukan aksi di depan Gedung Sate, yang bertepatan dengan momentum Maulid Nabi.
 
Tujuannya, kedekatan pemerintah agar mengambil sikap terkait berbagai dugaan, termasuk memberitahukan realitas yang saat ini terjadi di lapangan.
 
 
"Ini adalah pembuktian keimanan, ada yang aksi, ada yang berbondong-bondong datang, ada juga yang memboikot di supermarket, rak-rak berisi barang dari Prancis itu kosong, itu juga ekspresi keimanan. Memang itu ekspresi tidak resmi, ekspresi resmi itu ditunjukkan oleh resmi, kami belum lihat. Yang didemonstrasikan selama ini oleh kelompok dan ormas-ormas kami ingin ini semua, karena ini muslim semua, "katanya.
 
Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com melalui RRI, aksi tersebut berlangsung kurang lebih selama dua jam, yakni sekitar pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB. Setelah selesai menyampaikan aspirasinya, massa langsung membubarkan diri.
 
"Karena kondisi sekarang, kita juga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker," katanya.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x