WNI Ditangkap karena Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri, KBRI di Filipina Dalami Laporan Tersebut

- 11 Oktober 2020, 10:53 WIB
Ilustrasi bom.
Ilustrasi bom. /Pixabay/

 

PR INDRAMAYU - Perwakilan Republik Indonesia yang berada di Filipina saat ini sedang mendalami laporan media yang menyebut seorang wanita dari Indonesia ditangkap militer setempat diduga merencanakan aksi serangan bom bunuh diri.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com melalui Antara, KBRI di Manila dan KJRI di Davao saat ini masih dalam proses mengonfirmasi kebenaran terkait berita tersebut dengan otoritas setempat (Filipina).

Hal tersebut diutarakan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah melalui pesan singkat, Sabtu 11 Oktober 2020.

Baca Juga: Hadapi Somasi 100 Pengacara Puan Maharani, Nikita Mirzani: Jangankan 100, Lebih dari Itu Gue Berani

Penangkapan terjadi pada Sabtu pagi, peristiwa ini dilakukan selang dua bulan setelah pengeboman di Pulau Jolo, di Provinsi Sulu, dengan penduduk mayoritas muslim.

Perempuan ini diyakini sebagai seorang putri dari dua pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 21 orang dalam serangan di gereja Katolik di Jolo pada awal tahun lalu.

Menurut Satuan Tugas Gabungan untuk wilayah yang bergolak menyatakan bahwa perempuan tersebut diidentifikasi sebagai Rezki Fabtasya Rullie yang merupakan janda sosok garis keras Indonesia yang tewas di Suku pada Agustus.

Baca Juga: Bagaimana agar Dompet Tetap Tebal saat Masa Pandemi? Berikut Penjelasannya

Dari serangan tersebut menurut hasil laporan AFP menyebutkan sebanyak 15 orang dan melukai 74 orang lainnya. Pasukan keamanan Filipina menuding aksi ini dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf merupakan pelaku serangan pada 24 Agustus lalu.

"Kami telah mengejar pelaku bom bunuh diri teroris asing di Sulu setelah pemboman kembar kota Jolo (pada Agustus)," ujar Brigjen William Gonzales.

Terdapat sebuah rompi dilengkapi dengan bom pipa, yang disita bersamaan dengan komponen alat peledak rakitan lainnya dari sebuah rumah di Pulau Jolo diyakini milik seseorang pimpinan Abu Sayyaf, ucap militer Filipina.

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, New York Alami Krisis Pariwisata

"Rullie adalah yang pertama dalam daftar kami sejak kami menerima laporan intelijen bahwa dia akan melakukan bom bunuh diri,” dia menambahkan.

Rullie bersama dengan dua wanita yang menikah dengan anggota Abu Sayyaf ditahan, tambahnya.

Abu Sayyaf merupakan organisasi teroris yang terdaftar oleh Amerika, jaringan kelompok garis keras yang dituduh melancarkan aksi serangan teror buruk kepada Filipina serta penculikan turis asing dan misionaris Kristen.

Baca Juga: Sibuk di TMMD, TNI Ini Sempatkan Belajar Ilmu Bonsai di Kalinusu Bumiayu Brebes

Sebelumnya, serangan bunuh diri minim terjadi di Filipina, namun sejak Juli 2018 sedikitnya tercatat lima serangan di negara tersebut.***

Editor: Mitha Paradilla Rayadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah