AS dan Tiongkok Unjuk Kekuatan, Jokowi Punya Taktik Utus Luhut dan Kirim Prabowo Subianto

12 Oktober 2020, 15:25 WIB
Peta Laut China Selatan. (dok PRMN) /

PR INDRAMAYU - Dunia dilanda kekhawatiran melihat badai perseteruan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tak hanya soal perang dagang, kedua negara adidaya itu sekarang sedang unjuk kekuatan di laut China Selatan.

Untungnya, Presiden Joko Widodo lihai mendayung di antara dua badai itu dengan mengutus Luhut Pandjaitan ke Tiongkok dan mengirim Prabowo Subianto ke Amerika Serikat menunjukkan kelihaian Jokowi itu untuk menyenangkan kedua negara itu.

Menko Kemaritiman dan Investasi terbang ke negara Tirai Bambu itu selama dua hari, 9 sampai 10 Oktober 2020. Di negeri yang dipimpin Xi Jinping itu, Luhut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi. Keduanya membahas sinergitas hubungan bilateral, regional, dan multilateral antar-kedua negara.

Baca Juga: Tertipu Akun Palsu Prakerja? Yuk Segera Lapor Polisi Jika Terdapat Kerugian

"Khususnya dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19," kata Luhut dalam keterangan tertulis.

Selain soal pemerintahan, Luhut dan Menlu Tiongkok juga membahas banyak hal. Mulai dari vaksin corona, investasi, perdagangan, pendidikan dan riset, e-commerce, kecerdasan buatan, serta pertukaran budaya dan masyarakat.

Pemerintaha Tiongkok disebutkan, menindaklanjuti permohonan Luhut terkait peningkatan akses pasar buah tropis, produk perikanan dan seafood, sarang burung wallet, hingga penambahan kuota impor batu bara dari Indonesia.

Baca Juga: Menristek Bambang Beberkan 2 Manfaat Implementasi UU Cipta Kerja yang tak Banyak Diketahui

"Saya berharap dukungan dari Zhejiang UniversityYunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait," kata Luhut.

Luhut juga berharap kerja sama Two Countries Twin Parks yang diusulkan Pemprov Fujian sejak tahun lalu segera terealisasi. Indonesia sudah menyiapkan lokasi di Bintan seluas 4.000 hektare untuk kerja sama tersebut.

Sementara itu, Menlu Tiongkok menyebut hubungan dengan Indonesia cukup strategis. Buktinya, kerja sama di berbagai sektor kini menunjukkan progres yang cepat.

Baca Juga: Penanganan Covid-19 di 12 Kabupaten/Kota Diprioritaskan, Wilayah Bagian Jakarta Hampir Seluruhnya

Wang Yi berharap kedua negara bisa memperkokoh hubungan tersebut sehingga bisa saling percaya dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satunya alih teknologi vaksin.

"Supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara," ujar Wang Yi.

Berbeda dengan Luhut, Prabowo baru akan terbang Ke AS pertengahan bulan ini. Ketum Gerindra itu akan bertemu Menhan AS, Mark Esper, pada 15 sampai 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Penuh Teka-teki, Mengapa Nadiem Makarim tak Libatkan DPR dalam Pembahasaan Program Merdeka Belajar?

Kunjungan ke AS ini adalah yang pertama kali dilakukan Prabowo setelah 20 tahun diblokir akibat isu pelanggaran HAM.

Gara-garanya, Eks Danjen Kopassus dan Pangkostrad itu disebut bertanggung jawab atas penghilangan paksa sejumlah aktivis pada tahun 1997-1998.

Jubir Menhan, Dahnil Anzar, mengatakan pertemuan dengan Menhan AS ini akan membicarakan detail kerja sama bilateral bidang pertahanan.

Baca Juga: Petani Wajib Tahu! Berikut Syarat Sederhana Membeli Pupuk Bersubsidi

Namun, ia menampik isu Indonesia akan diajak bergabung dengan aliansi militer dan kemitraan Washington di Asia-Pasifik untuk memenangkan persaingan melawan Tiongkok.

"Sesuai prinsip politik bebas aktif, tidak terlibat aliansi militer dengan negara manapun," kata Dahnil.

Apa pesan yang ingin disampaikan Jokowi dengan mengutus dua purnawirawan jenderal ke Tiongkok dan AS? Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menduga keputusan Jokowi dalam rangka menjaga netralitas.

Baca Juga: Bupati Garut Laporkan Korban Mengungsi Hingga Kerusakan Pasca Banjir Bandang

"Kan, AS hendak rangkul Indonesia untuk berhadapan dengan Tiongkok. Nah, agar tidak disalahtafsirkan Tiongkok, seolah Indonesia lebih berpihak ke AS maka Pak Luhut diutus ke Tiongkok," kata Hikmahanto.

Hikmahanto menyebutkan, sikap netral Indonesia terhadap dua negara itu juga diyakini akan memberikan manfaat yang lebih besar ke timbang mudharatnya.

 "Ya menguntungkan kalau bisa dimanfaatkan secara cerdas. Ke AS kita dapat, ke Tiongkok juga kita dapat," kata Hikmahanto.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler