Perubahan hormonal tersebut bisa berupa penyesuaian hormon setelah hamil, cemas, stres, atau hot flash selama menopause. Perubahan hormon itu terjadi tanpa demam.
Keringat dingin bisa muncul saat berolahraga atau setelahnya. Hal ini diungkap David Cutler yang merupakan dokter di Providence Saint John's Health Center, Santa Monica, California.
Baca Juga: Salah Satu Calon Bupati Indramayu Terkonfimasi Positif Corona, Disiplin Prokes Kembali Diintensifkan
"Walau jarang terjadi, keringat dingin dapat menjadi indikasi penyakit tidak menular lainnya termasuk kanker, atau bahkan dapat disebabkan oleh obat-obatan," tutur Roshi Gulati, dokter di Northwestern Medicine Huntley Hospital.
Pengobatan untuk Keringat Dingin
Perawatan untuk kondisi tersebut bisa disesuaikan dengan penyebabnya. Hal ini diungkap dokter di University of Minnesota Medical School, Laura Miller.
Jika gejala di atas tidak muncul, Miller mewanti-wanti untuk memperhatikan gejala lainnya yang mungkin dialami seperti merasa tidak nyaman, telapak tangan basah, dsb.
Baca Juga: [BREAKING NEWS] Jurnalis Metro TV Tewas Akibat Menabrak Truk Sampah, Berikut Kronologinya
Saat demam, Kathryn Boling menganjurkan untuk meminum obat penurun panas. Karena demam bisa mengindikasikan adanya infeksi virus, kita perlu mengonsultasikannya dengan dokter.
Kita pun perlu segera menghubungi dokter saat keringat dingin itu datang terus-menerus dan diiringi dengan nyeri dada, perasaan pingsan, atau sulit bernapas.