Suka Film yang Menggugah Emosi? Genre ‘Horror’ dan ‘Romance’ Bisa Jadi Solusi

- 24 Oktober 2020, 09:05 WIB
film horor
film horor /universal picture official trailler film US/

 

PR INDRAMAYU – Pecinta film terkadang menginginkan cerita yang dapat menggugah emosi. Perlu kamu ketahui, genre horror dan romance begitu menggugah emosi kita dengan cara yang berbeda.

Perasaanmu menjadi takut saat menonton horror, sedangkan emosimu akan teraduk-aduk oleh kisah cinta yang disajikan romance.

Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan tentang kedua genre tersebut dikutip PikiranRakyat-Indramayu dari buku berjudul The Readers Advisory Guide to Genre Fiction karya Joyce G. Sarricks.

Baca Juga: Update Kasus Kebakaran Kejaksaan Agung: Disimpulkan Lalai Bekerja, Polri Tetapkan 8 Orang Tersangka

1. Horror

Ciri cerita bergenre horror adalah sifatnya yang membuat perasaan orang menjadi takut.

Caranya adalah menggugah secara psikologis, mendeskripsikan detil yang menyeramkan, dan sebagainya. Perasaan penonton menjadi takut akibat menonton film horror.

Karena menghadirkan rasa takut, sering kali film horror menyajikan pemandangan monster, makhluk supranatural, hantu, vampir, dan sebagainya.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris: Peluang Aston Villa Geser Everton dari Puncak Klasemen

Tokoh utama (manusia) merasa terancam oleh hantu-hantu tersebut. Biasanya ending film tidak terselesaikan. Para hantu diceritakan tetap ada.

Selain dideskripsikan secara menyeramkan, terkadang para hantu dimunculkan secara tiba-tiba (jumpscare).

Di film tersebut sering dimunculkan jumpscare untuk menakut-nakuti penonton.

Baca Juga: Jadwal Liga Spanyol: Menanti Aksi Real Madrid dan Barcelona di El Clasico

Contohnya adalah serial The Conjuring. James Wan yang menyutradarai The Conjuring (2013) dan The Conjuring 2 (2016) menghadirkan para hantu tersebut beserta jumpscare-nya untuk mengagetkan penonton.

Kata kunci genre horror adalah membuat orang merasa takut.

2. Romance

Setali tiga uang, genre romance juga menggugah perasaan atau emosi penonton. Namun fokus ceritanya adalah perasaan tokoh utama yang identik dengan kisah cinta. Emosi pembaca terlibat dalam penceritaannya.

Baca Juga: Menaker dan UIN Malang Jalin Kesepahaman Bersama Tentang Penyiapan SDM dengan Kebutuhan Pasar Kerja

Romance mengembangkan karakter 2 tokoh dalam alur ceritanya. Karena berfokus pada tokoh, maka deskripsi sang tokoh adalah penting.

Tokoh lelaki dalam romance biasanya adalah pria yang kuat, kasar, dan tidak ramah. Sedangkan tokoh digambarkan sebagai seseorang yang cantik, kuat, dan bebas.

Deskripsi karakter perempuan yang seperti itu bertujuan untuk menunjukkan kekuatan perempuan.

Baca Juga: Saling Lempar ‘Xenofobia’ Warnai Debat Capres Pamungkas antara Donald Trump dan Joe Biden

Jika genre adventure menunjukkan kekuatan lelaki dalam menghadapi bahaya, genre romance menunjukkan kekuatan perempuan dalam menghadapi dominasi lelaki.

Alur cerita biasanya diawali oleh adanya miskomunikasi antara tokoh lelaki dan perempuan. Mereka terpisah lalu bertemu lagi di tengah cerita.

Kisah romance biasanya berakhir bahagia (happy ending). Bahasa dalam penceritaannya mudah dipahami.

Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Kebakaran Gedung Kejagung, Polri: Bukan karena Arus Pendek

Uniknya, kisah cinta ala romance ini bisa menempel di genre manapun. Itu artinya tema tentang cinta disukai orang sepanjang zaman.

Oleh karena itu, menjadi wajar saat kita selalu menemukan sekelumit kecil kisah cinta dari film yang kita nonton.

Contoh film bergenre romance adalah Flipped (2010) yang disutradarai Rob Reiner. Film ini bercerita tentang Bryce Loski (Callan McAuliffe) dan Juli Baker (Madeline Carroll) yang berkenalan di sebuah sekolah.

Baca Juga: Telan Kerugian Bersih Rp617 Miliar, PT Matahari Tutup 7 Gerai Akibat Covid-19

Fokus penceritaaannya adalah pada kisah dua tokoh tersebut yang kadang akur kadang baikan.

Miskomunikasi mewarnai kisah mereka. Akhir cerita berakhir bahagia saat keduanya bergandengan tangan.

Juli Baker digambarkan sebagai gadis yang berkeinginan kuat untuk memiliki pohon sycamore Amerika (Platanus sycamore).

Kata kunci romance adalah kekuatan perempuan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Buku 'The Readers Advisory Guide to Genre Fiction'


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah