Wajib Waspada! Deretan Penyakit ini Muncul saat Musim Pancaroba

- 23 September 2020, 17:03 WIB
Musim Pancaroba, Masyarakat Diimbau Waspada Potensi Hujan Es
Musim Pancaroba, Masyarakat Diimbau Waspada Potensi Hujan Es /Freepik @brgfx/

PR INDRAMAYU - Musim pancaroba saat ini sedang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Musim pancaroba adalah musim peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan, atau sebaliknya.

Musim ini biasa ditandai dengan cuaca atau perubahan suhu udara yang tidak menentu, seperti banyak angin dan hujan.

Dikutip dari Sehatq pada Rabu (23 September 2020), Suhu udara dan cuaca yang tak menentu di musim pancaroba, dinilai dapat meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit.

Baca Juga: Miris! Pelajar di Pedalaman Papua tak Nikmati Internet Gratis Selayaknya Wilayah Lain

Alasannya karena pada musim pancaroba (terutama dari kemarau ke musim hujan), orang cenderung lebih sering berada atau berkumpul di tempat tertutup. Keadaan ini juga menyumbang pada peningkatan risiko penularan infeksi.

Selain itu, virus dan bakteri dinilai mampu hidup lebih lama dan berkembang pada suhu serta kelembapan yang lebih rendah, seperti pada musim pancaroba.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Berikut adalah beberapa penyakit yang perlu Anda waspadai terjadi pada musim pancaroba:

Baca Juga: Hana Hanifah Jualan Bandeng Pasca Terjerat Kasus Pristitusi, Netizen: Jangan Nakal Lagi ya

1. Influenza

Infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, lebih mudah terjadi dan ditularkan pada musim pancaroba. Apa alasannya?

Anda biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di ruang tertutup sehingga kontak antarorang menjadi lebih dekat. 

Rendahnya kelembapan pada musim perlahian ini juga membuat virus flu bertahan lebih lama.Influenza umum ditandai dengan batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan. Gejala lain kemudian menyusul, seperti demam hingga pegal-pegal.

Baca Juga: Mengerikan! 5 Provinsi Alami Lonjakan Peningkatan Covid-19, Jawa Barat Duduki Posisi Pertama

Anak-anak, kalangan lanjut usia (lansia), dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah dinilai lebih mudah untuk mengalami flu.

2. Demam Berdarah Dengeu

Perubahan suhu yang tidak menentu pada musim pancaroba dapat menyebabkan populasi nyamuk meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD) lebih mungkin terjadi.

DBD sering ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta bintik-bintik merah di kulit.

Baca Juga: Kronologi Nunung Dinyatakan Positif Covid-19 Hingga Seret 5 Orang Anggota Keluarga Terpapar Juga

Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih umum dialami oleh orang yang sudah pernah terpapar virus dengue atau memiliki sistem imun yang lemah.

3. Chikungunya

Mirip dengan DBD, chikungunya merupakan infeksi virus yang disebarkan lewat gigitan nyamuk. Kondisi ini bisa menyebabkan demam selama beberapa hari serta nyeri sendi yang bisa bertahan selama beberapa minggu.

4. Asma

Asma adalah kondisi menyempit dan membengkaknya saluran napas yang juga memproduksi lebih banyak lendir.

Keadaan ini membuat proses bernapas sangat sulit, memicu batuk-batuk, dan menimbulkan suara mengi atau bengek.

Baca Juga: Melanjutkan Pilkada 2020, Fuad Bawazier Sebut Seolah Nyawa Manusia Diobral Murah

Temperatur udara yang lebih rendah serta angin yang lebih kencang berpotensi membawa lebih banyak alergen (pemicu alergi).

Inilah yang berhubungan dengan meningkatnya kasus asma selama musim pancaroba.Tidak hanya itu, adanya gangguan saluran pernapasan (seperti flu) juga menambah risiko serangan asma.

5. Diare

Peningkatan jumlah virus dan bakteri selama musim pancaroba diduga merupakan penyebab banyaknya kasus diare pada musim ini.

Infeksi virus atau bakteri di balik diare biasanya terjadi akibat konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.

Baca Juga: Mencium Gelagat Kebangkitan PKI, Gatot Nurmantyo Sebut Adanya Gaya Baru

Gejala diare umumnya berupa tinja yang encer dan sakit perut yang melilit. Sejumlah gangguan pencernaan lain juga bisa menyertai, seperti kembung dan mual.

Diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Misalnya, banyak minum dan beristirahat.

Namun jika diare terus berlangsung atau tidak kunjung sembuh meski sudah 24 jam, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x