Bagaimana Cara Diet saat Pandemi Covid-19? Simak Penjelasan Ahli Gizi Berikut

- 15 Maret 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi diet. Ahli gizi sekaligus Ketua ISNA, dr. Rita Ramayulis, mengungkapkan cara yang tepat dalam melakukan diet di kala pandemi Covid-19.
Ilustrasi diet. Ahli gizi sekaligus Ketua ISNA, dr. Rita Ramayulis, mengungkapkan cara yang tepat dalam melakukan diet di kala pandemi Covid-19. /Freepik/luis_mulinero

PR INDRAMAYU – Ahli gizi sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA) dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, mengungkap cara yang tepat melakukan diet saat pandemi Covid-19.

Ahli gizi dr. Rita Ramayulis tidak menyarankan praktik diet ketat secara ekstrem di kala pandemi Covid-19.

Terkait cara diet yang tepat saat pandemi Covid-19, ahli gizi dr. Rita Ramayulis membeberkan caranya berikut ini.

Baca Juga: Program Beasiswa Santri Berprestasi 2021 Segera Dibuka, Berikut Daftar Perguruan Tinggi dan Jumlah Kuotanya

Pandemi Covid-19 memang membawa dampak yang cukup besar, salah satunya ialah masyarakat lebih sering berada dan beraktivitas di rumah.

Tak jarang hal itu justru menimbulkan masalah, di antaranya adalah pola makan yang terganggu karena kegiatan di rumah yang terkadang tidak sesuai.

Kemudian ada pula orang yang malah mengalami kegemukan karena jarang melakukan aktivitas selama pandemi, dengan alasan ruang geraknya merasa terbatas.

Baca Juga: Unik! Pulau di Korea Selatan Ini Hadirkan Objek Wisata Serba Ungu, Mulai dari Bangunan hingga Makanan

Bagi mereka yang merasa berat badan tak ideal, bahkan melonjak saat kondisi pandemi memang masalah tersendiri. Meski dibarengi dengan memulai pola hidup yang baik, namun tak jarang pula sejumlah orang malah melakukan diet ketat demi kembali ke tubuh yang ideal.

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul “Diet Ekstrem Saat Pandemi Tak Disarankan, Ahli Gizi Beberkan Rahasia Cara Aman Turunkan Berat Badan”, dr. Rita Ramayulis menyampaikan diet ekstrem justru bisa menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan.

Cara diet saat pandemi Covid-19

“Diet saat pandemi dibolehkan, hanya saja jangan ekstrem. Dietlah dengan mengatur makanan yang mengatur sistem imunitas tubuh (dengan baik),” kata dr. Rita.

Baca Juga: Gunakan Senjata Api Mainan, Polisi Berhasil Menangkap Delapan Orang Tersangka Curanmor di Cianjur

Lebih lanjut dr. Rita memaparkan bahwa melakukan diet ekstrem, atau ketat dapat mengganggu keseimbangan asam basa, metabolisme tubuh, hingga menyebabkan malnutrisi.

Kemudian menimbulkan kerusakan metabolik, maka itu akan terjadi proses peradangan dalam tubuh, dan dapat melemahkan imunitas.

Melalui diet ekstrem mungkin dapat memangkas beberapa kilogram dari berat badan, namun metabolisme juga bisa terpengaruh.

Baca Juga: Hati-Hati! Polisi Virtual Akan Memantau Konten Ujaran Kebencian dan Hoaks di Grup WhatsApp

“Melakukan diet ekstrem tidak disarankan, karena bisa jadi yang berkurang adalah air, massa otot dan massa tulang. Pada saat proses penurunan berat badan, yang seharusnya hilang adalah lemak,” kata dr. Rita.

Maka dari itu, dr. Rita pun kemudian membagikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin melakukan diet sehat selama pandemi.

Yakni pertama, adalah defisit energi atau defisit kalori untuk menurunkan berat badan. Kalori dalam makanan menyediakan energi dalam bentuk panas, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, bahkan ketika tubuh sedang beristirahat sekali pun.

Baca Juga: Melanggar Protokol Kesehatan hingga Diduga Melarikan Diri, Sejumlah Perusahaan Hapus Iklan Yunho TVXQ

“Selanjutnya adalah meningkatkan asupan tinggi protein rendah lemak, dan zat gizi seimbang. Lalu, asupi tubuh dengan makanan yang mengandung zinc, vitamin C, vitamin E, beta karoten, dan zat besi,” kata dr. Rita.

Demikian bahwa kelima zat yang disebutkan di atas merupakan zat yang memiliki sifat antioksidan, yang mana sangat diperlukan tubuh untuk melawan efek dari paparan radikal bebas.

Radikal bebas dapat merusak susunan DNA sel, meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, menyebabkan peradangan, dan melemahkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: Solskjaer Berharap 5 Pemainnya Kembali Ketika Man Utd Bertemu AC Milan di Liga Europa

Sementara itu, untuk hal yang harus dihindari, yang pertama adalah makanan dan/atau minuman yang terlalu manis.

Makanan tinggi gula mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi, karena Anda akan lebih banyak memilih makanan yang tinggi glukosa dibandingkan makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan serat.

Selain itu, mengonsumsi gula berlebih juga dapat menekan sistem imunitas. Sebagaimana Kementerian Kesehatan RI sudah memberikan batasan konsumsi gula yang disarankan per orang per hari, yakni tidak lebih dari 50 gr (4 sendok makan).

Baca Juga: Buka Bandung Barat Triathlon, Ridwan Kamil Sebut Pandemi Covid-19 Beri Semangat Agar Lebih Produktif

Ia juga menjelaskan bahwa sama halnya dengan gula, konsumsi minyak maupun makanan sumber lemak secara berlebih dapat pula menekan sistem imunitas dan mengurangi kemampuan sel darah putih dalam menghancurkan bibit penyakit.

Jadi dengan asupan makanan sumber lemak berlebih, bahkan dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit berbahaya. Karena sel lemak yang berlebih dapat memicu pelepasan zat kimia yang berakibat pada peradangan kronis dan akhirnya merusak jaringan-jaringan sehat.

“Hal selanjutnya yang harus dihindari adalah makanan yang digoreng dengan minyak banyak, dan/atau minyak yang sudah dipakai berulang,” kata dr. Rita.

Baca Juga: Jadi Sorotan, Berikut Lirik Lagu Sapu Jagat - Sabyan yang Trending di YouTube

Oleh karena itu, disarankan untuk merebus atau mengukus makanan tersebut hingga setengah dan/atau matang terlebih dahulu. Jika ingin menambah cita rasa, bisa di-pan seared dengan sedikit minyak.

Tak hanya itu saja, batas konsumsi lemak yang disarankan Kementerian Kesehatan RI adalah hanya 67 gram (5 sendok makan minyak) per orang per hari.

Kementerian Kesehatan juga menerbitkan panduan ‘Isi Piringku’ yang diharapkan bisa membantu mencegah kelebihan berat badan hingga obesitas.

Jadi ‘Isi Piringku’ ini berarti membagi 1/3 (sepertiga) dari setengah piring untuk lauk pauk, 1/3 dari setengah piring buah, 2/3 dari setengah piring sayuran dan 2/3 dari setengah piring makanan pokok.***(Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x