Studi yang dimuat Journal of American Heart Association mengungkapkan kurang tidur dari 6 jam dapat mengakibatkan hampir dua kali lipat risiko kematian pada orang dengan sindrom metabolik.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan, orang dengan sindrom metabolik yang tidur lebih dari 6 jam sekitar 1,49 kali lebih mungkin meninggal akibat stroke.
Baca Juga: Profil Aprilia Manganang, Mantan Atlet Voli Putri yang Kini Miliki KTP Pria
Sebaliknya, mereka yang tidak bisa tidur enam jam sekitar 2,1 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung atau stroke.
Menurut asisten profesor di University of Pennsylvania, Julio Fernandez-Mendoza, menjaga pola tidur adalah penting terlebih kalau kita memiliki risiko penyakit jantung.
"Jika Anda memiliki beberapa faktor risiko penyakit jantung, jaga tidur Anda dan konsultasikan dengan dokter jika Anda kurang tidur adalah penting jika Anda ingin menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke," ujarnya.
Baca Juga: Simak 5 Fakta Hipospadia yang Menimpa Mantan Atlet Voli Putri Nasional Aprilia Manganang
Sebagai bagian dari penelitian, para peneliti memilih 1.344 orang dewasa dengan usia rata-rata 49 tahun, 42 persen pria yang diharuskan untuk menghabiskan satu malam di laboratorium tidur.
Berdasarkan hasil tim menyimpulkan, 39,2 persen dari peserta memiliki setidaknya tiga faktor risiko - indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari 30 dan peningkatan kolesterol total, tekanan darah, gula darah puasa dan kadar trigliserida.
Selama rata-rata tindak lanjut 16,6 tahun, 22 persen dari peserta meninggal.