Sementara itu menurut Indonesian Nutrition Association (INA), anemia bisa dicegah dengan memberikan makanan yang kaya zat besi.
Contoh makanan kaya zat besi adalah daging merah, ikan, ayam, bayam, hati, susu, dan yang mengandung vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi.
Sedangkan idealnya isi piring makan anak adalah 35 persen makanan pokok (nasi, kentang, singkong, jagung), 35 persen lauk pauk (daging sapi, telur, ayam, tempu, tahu, ikan), dan sisanya adalah sayur dan buah.
Baca Juga: Ingin Hamil Anak Kembar? Terdapat 9 Faktor yang Berpengaruh, Temukan Jawabannya Disini
Balita rentan mengalami anemia akibat kekurangan zat besi yang bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, meningkatnya risiko diare, dan terganggunya pola tidur serta perkembangan motorik.
Mereka yang kekurangan zat besi sering kali merasa lelah, lemah, terlihat pucat, mudah memar, tangan atau kaki dingin, serta dalam beberapa kasus memiliki kuku yang rapuh.
Ada pula anak yang tidak bertambah gemuk, sering sakit, dan terlihat lelah akibat kekurangan zat besi tersebut.
Baca Juga: CEK FAKTA: Buah Jambu Kristal Optimal Tangkal Covid-19, Simak Penjelasan Ahli!
Akibat asupan zat besi yang tidak mencukupi, pembentukan sel darah merah baru pada penderitanya akan terhambat.
Dampak jangka panjangnya adalah menurunnya imunitas, kemampuan kognitif, performa edukasi, kapasitas kerja, dan membatasi aktivitas anak.