Konsultan Alergi Ungkap Alasan Bayi yang Lahir Caesar Lebih Berrisiko Terkena Alergi

- 30 November 2020, 18:38 WIB
Ilustrasi seorang bayi berusia 7 bulan terkena penyakit aneh, tidak henti tersenyum dan tidur hanya empat jam saja.
Ilustrasi seorang bayi berusia 7 bulan terkena penyakit aneh, tidak henti tersenyum dan tidur hanya empat jam saja. /pixabay.com/regina_zulauf

PR INDRAMAYU - Menurut konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Budi Setiabudiawan, bayi yang lahir melalui operasi caesar sectio akan memiliki risiko penyakit alergi lebih tinggi daripada bayi yang lahir secara normal.

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs Antara, dalam virtual gathering Budi mengatakan,

"karena kalau dia lahir secara caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, tidak akan optimal sehingga terjadi perubahan sistem imun anak dan berisiko timbul dikemudian hari".

Baca Juga: Hari Ini Kurs Rupiah Ditutup Melemah Seiring Kenaikan kasus Covid-19

Sementara dibanding anak yang lahir melalui proses vaginal atau normal, saluran cernanya lebih optimal sehingga risiko terkena alergi lebih rendah.

“jadi kalau lahir secara normal lewat vagina akan terjadi mikrobiotik dalam saluran cerna anak akan lebih optimal sehingga risiko alergi akan lebih rendah.” ujar Budi

Risiko anak terkena alergi juga bisa karena sebab lain, salah satunya riwayat alergi satu atau kedua orang tua.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Indramayu Besok, 1 Desember 2020: Lagi-lagi Berawan hingga Diguyur Hujan Petir

Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka berisiko membuat anak mereka 40-60 persen terkena alergi. Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orang tua memiliki manifestasi yang sama.

Bila hanya salah satu orang tua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sekitar 20-40 persen.

Risiko anak terkena alergi masih tetap ada yakni 5-15 persen bahkan jika orang tua tak memiliki riwayat alergi.

Baca Juga: Jokowi Kutuk Keras Tindakan tak Beradab di Sigi hingga Turunkan Kapolri untuk Mengusut Tuntas

"Apabila dikenali dini, ditangani dini akan optimal tata laksana, sehingga tidak berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa, akan muncul dampak-dampak disebabkan penyakit alergi, dari sisi kesehatan misalnya meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung," papar Budi.

Faktor risiko lainnya paparan asap rokok, polutan lingkungan, kurangnya paparan sinar matahari, pengenalan makanan padat yang tertunda, defisiensi vitamin D hingga diet rendah n-3 PUFA, antioksidan dan serat.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah