Mengenal RUU Ekonomi Syariah, Anis Byarwati Sebut Urgensinya Hingga Singgung Soal Substansi

- 15 Oktober 2020, 14:59 WIB
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id)
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id) /

Belakangan, kita semua menyuarakan ekonomi umat tetapi tidak kompak. Dengan demikian, tidak ada dorongan lebih RUU bisa terealisasi.

Kita harus kolaborasi dan bekerja keras bersama," kata Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri itu.

Baca Juga: PUBG Mobile Gandeng BLACKPINK, Tampak Penampilan Barunya Mencolok Lebih Cerah

Fauziah Rizki menambahkan bahwa banyak negara yang menjual produk halal, padahal bukan merupakan negara yang mayoritas penduduknya Islam, seperti Inggris (United Kingdom/UK), Filipina, dan Australia.

Mereka mampu mengalahkan Indonesia yang notabene memiliki mayoritas penduduk Islam terbesar dunia.

“Kita kalah dengan UK, Filipina, Australia, dan beberapa negara lain yang mayoritas nonmuslim dalam penjualan produk halal," kata Fauziah.

Baca Juga: Bersiap! 'TikTok Stage with BLACKPINK' Bakal Digelar Sepekan Lagi, Begini Cara Ikutnya!

Menurut dia, sudah saatnya Indonesia menjadi kekuatan ekonomi syariah dunia dengan menjadi pasar terbaik dalam penjualan produk halal terbesar dunia.

Sementara itu, pendiri Rabu Hijrah, Phirman Rezha berpendapat bahwa tren ekonomi syariah yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini harus dibarengi dengan regulasi yang tepat.

"Pencanangan Indonesia sebagai kiblat dunia ekonomi syariah harus didukung semua pihak. Hal ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, tinggal bisa saling kolaborasi dan buat terobosan-terobosan baru," kata Phirman.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah