Kenaikan Emas Seiring Ketidakpastian Pilkada AS Imbangi Penguatan Dolar

- 9 Oktober 2020, 08:55 WIB
ILUSTRASI emas.*
ILUSTRASI emas.* /PEXELS/ Michael Steinberg /

PR INDRAMAYU - Pada Jumat pagi WIB, emas berjangka naik tipis, saat ketidakpastian seputar pemilihan presiden Amerika Serikat dan spekulasi bahwa stimulus baru akan mendorong inflasi mengimbangi tekanan pada emas dari dolar yang lebih tinggi dan meningkatnya selera terhadap aset-aset yang akan berisiko.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antaranews 9 Oktober 2020. Emas berjangka terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu 7 Oktober 2020, setelah jatuh 11,3 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.908,80 dolar AS pada Selasa 6 Oktober 2020, dan terangkat 12,5 dolar AS atau 0,66 persen menjadi 1.920,10 dolar AS pada Senin 5 Oktober 2020.

“Kami tidak mengatakan bahwa akan ada masalah inflasi segera, tetapi kekhawatirannya adalah jika kebijakan berlanjut dan diulangi setelah pemilihan, maka kami kemungkinan akan melihat dolar yang lebih rendah dan nilai tukar riil yang kemungkinan akan bergerak lebih rendah.” kata Bart Melek selaku Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Baca Juga: Janji Sampaikan Aspirasi Massa Aksi, Anies: Fasilitas yang Dirusak akan Diperbaiki Pemprov DKI

Emas juga mendapat dukungan setelah sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis 8 Oktober 2020 yang menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun hanya 9.000 menjadi 840.000 pada pekan lalu yang berakhir pada 3 Oktober, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya 820.000.

Sementara itu, saham-saham dunia menuju ke level tertinggi satu bulan karena harapan untuk lebih banyak stimulus mengimbangi meningkatnya jumlah kasus virus Covid-19 dan upaya lockdown di Eropa, yang pada gilirannya berdampak membatasi kenaikan harga emas.

Sedangkan, kenaikan dolar yang lebih tinggi juga menahan emas.

Baca Juga: Waspada 'Kecanduan' Berita Buruk, Kenali Makna dan Cara Menghentikan Doom Scrolling

Namun, emas masih melonjak 24 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh stimulus pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia untuk menghidupkan kembali ekonomi karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan perlindungan yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik.

 “emas akan bergerak lebih tinggi, akan menjadi tidak stabil. Itu akan menjadi kenyataan untuk bulan depan menjelang pemilihan, itu akan menjadi benar untuk dua bulan setelah pemilihan," ucap Jeffrey Christian selaku mitra pengelola CPM Group.

Untuk logam mulia lainnya seperti perak yang akan dilakukan pengiriman Desember turun dua sen atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 23,876 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi ditutup pada 864 dolar AS per ounce.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x