Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari laman Turn Back Hoax, konten tersebut adalah hoaks. Kategori dari informasi di atas adalah konten yang menyesatkan.
Dalam mencari kebenaran foto itu, dilakukanlah penelusuran jejak digital dengan reverse image tool Yandex.
Berdasarkan penelusuran, foto itu diambil sebelum 1960 di Republik Demokratik Kongo saat negara itu masih menjadi koloni Belgia. Sebagaimana diketahui, wilayah Kongo yang pernah menjadi koloni Prancis (Kongo Brazzaville) sekarang bernama Republik Kongo.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa, 10 November 2020: Capricorn Nikmati Momen Hingga Virgo Bisa Berdamai
Foto di atas aslinya berwarna hitam putih. Foto itu menjadi sampul sebuah buku yang ditulis sejarawan Belgia, Paul Van Damme. Buku itu berjudul “Wit-Zwart in Zwart-Wit: samen en toch apart: foto’s en verhalen uit Belgisch-Congo” dan terbit pada 8 Mei 2020 lalu.
Buku itu mengungkap studi sejarah mengenai hubungan warga kulit putih dan hitam di Republik Kongo sebelum 1960 (saat masih menjadi koloni Belgia). Buku terbitan Borgerhoff & Lamberigts itu dirilis untuk memperingati kemerdekaan negara itu yang menginjak usia 60 tahun.
Majalah Belgia, Knack, menerbitkan 10 foto dalam buku tersebut pada 21 Mei 2020. Satu di antaranya adalah foto yang dibumbui narasi di atas.
Baca Juga: Tips Mudah Atasi Demam Panggung, Salah Satunya Hindari Minuman Beralkohol
Foto yang diambil pada 1950-1960 itu diketahui milik keluarga seorang penjajah Belgia. Karya itu menjadi koleksi perpustakaan Cegesoma di Anderlecht. Pengambilan foto itu dimaksudkan sebagai semacam “permainan anak-anak”, namun tindakan itu cenderung rasis dan salah.
“Foto ini dari koloni Belgia. Dan aslinya tidak berwarna! Rasisme adalah ciri khas kolonialisme. Dan sekarang, 60 tahun kemudian, rasisme masih menjadi masalah struktural,” ujar Paul melalui e-mail pada 6 November 2020.