Cek Fakta: Mahathir Mohamad Sebut Pendidikan Indonesia Terlalu Banyak Belajar Agama, Ini Faktanya

- 25 November 2020, 22:00 WIB
Perdana Menteri Malaysia mahathi Mohamad
Perdana Menteri Malaysia mahathi Mohamad /ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahman

 

PR INDRAMAYU – Beredar unggahan di media sosial Facebook tentang pernyataan politikus asal Malaysia, Mahathir Mohamad.

Disebutkan di dalam narasi di unggahan itu bahwa Mahathir menuturkan sekolah di Indonesia terlalu banyak mempelajari agama.

"...Pelan-pelan anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains. umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirkan, akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi pemerintah dan mendirikan negara syariah sebagai solusi semuanya... (Mahathir Mohammad)," demikian kutipan narasi yang menyertai konten berbentuk foto tersebut. 

Baca Juga: Ketua Komisi II DPR RI: Pelanggar Protokol Kesehatan Covid-19 Pilkada Harus Ditindak Tegas

Benarkah pernyataan di atas?

   Tangkapan layar unggahan hoaks tentang Mahathir Mohamaad yang mengatakan pendidikan di Indonesia terlalu banyak pelajaran agama.
Tangkapan layar unggahan hoaks tentang Mahathir Mohamaad yang mengatakan pendidikan di Indonesia terlalu banyak pelajaran agama. Antara

Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Anti Hoax ANTARA, informasi di atas adalah hoaks. Kategorinya adalah disinformasi.

Berdasarkan penelusuran, tidak ada pernyataan Mahathir Mohammad terkait pelajaran agama dan pendidikan di Indonesia sebagaimana apa yang diungkap dalam unggahan tersebut.

Baca Juga: Masyarakat Dikejutkan dengan Penangkapan Edhy Prabowo, Kiara Minta KPK Usut Ekspor Benih Lobster

Terkait agama, Mahathir memang pernah mengeluarkan pernyataan pada 2018 silam.

Pernyataan ini ada di dalam berita berbahasa Inggris yang artinya "Perdana Menteri (Mahathir Mohamad) Perdebatkan Pembelajaran Agama untuk Perbaiki Aspek Pendidikan".

Berita tersebut dimuat Malay Mail pada 21 Desember 2018.

Baca Juga: Mulai Januari 2021 Mendatang, Rekrutmen Guru PPPK Diharapkan Penuhi Kebutuhan Guru

"Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekolah nasional telah menjadi sekolah agama. Mereka (para siswa) mempelajari agama Islam dan tidak dengan lainnya.

“Hasilnya, mereka yang lulus tidak lancar dalam pelajaran yang berguna untuk mencari pekerjaan, tetapi mereka menjadi ulama yang baik,” ujar Mahathir dikutip PikiranRakyat-Indramayu dari Malay Mail.

Statement Mahathir di atas berkenaan dengan rencana pengurangan silabus pembelajaran agama di negaranya, bukan di Indonesia.

Baca Juga: Hari Guru Nasional, Ponpes Al Ihsan Cibiru Hilir Bandung Unggah ’13 Adab Murid kepada Guru'

Berdasarkan pemaparan di atas, informasi yang menyatakan bahwa “Mahathir Mohamad menyebut pendidikan di Indonesia terlalu banyak belajar agama” adalah hoaks. Kategorinya adalah disinformasi.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Malay Mail ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x