KULTUM RAMADHAN PAGI INI: Hukum Melaksanakan Ibadah Salat Lailatul Qadar

- 4 Mei 2021, 03:30 WIB
Ini kultum Ramadhan pagi ini dengan tema hukum melaksanakan salat sunnah Lailatul Qadar.*
Ini kultum Ramadhan pagi ini dengan tema hukum melaksanakan salat sunnah Lailatul Qadar.* /Pixabay/Mohamed Hassan

"Barang siapa beribadah pada lailatul qadar, karena iman dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni." (HR al-Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Warga Jabar! Ini Syarat yang Harus Dipenuhi jika Ingin Melakukan Aktivitas pada Masa Larangan Mudik Labaran

Dalam hadits diatas tidak ada pembahasan khusus mengenai sunnah atau bid'ah-nya shalat sunnah lailatul qadar. Hanya diterangkan beribadah, dimana beribadah ini banyak sekali macamnya seperti bertasbih atau membaca Al Quran juga termasuk bagian dari ibadah.

2. Syekh Ismail Haqqi bin Musthafa al-Khalwati dalam Tafsir Ruhil Bayan

قال الامام أبو الليث رحمه الله اقل صلاة ليلة القدر ركعتان واكثرها ألف ركعة واوسطها مائة ركعة واوسط القرآءة فى كل ركعة أن يقرأ بعد الفاتحة انا انزلناه مرة وقل هو الله احد ثلاث مرات ويسلم على كل ركعتين ويصلى على النبى عليه السلم بعد التسليم ويقوم حتى يتم ما اراد من مائة او اقل او اكثر

“Berkata Imam Abul Laits rahimahullah, paling sedikitnya jumlah lailatul qadar adalah 2 rakaat, paling banyaknya 1000 rakaat, dan yang sedang-sedang 100 rakaat. Paling ringannya bacaan setelah membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat, yaitu membaca surat Al-Qadr 1 kali, surat Al-Ikhlas 3 kali, dan melakukan salam setiap selesai dua rakaat.Membaca shalawat pada Nabi Muhammad setelah salam, kemudian berdiri sampai ia menyempurnakan rakaat yang dikehendaki; bisa seratus, atau lebih sedikit dan lebih banyak.”

Baca Juga: Simak Cara dan Syarat untuk Mengurus SIKM , Cukup Melalui Aplikasi Ini Saja

Hadits diatas menerangkan shalat sunnah lailatul qadar paling sedikit 2 rakaat, dan boleh sampai 1000 rakaat. Pendapat ulama ini memperbolehkan shalat sunnah lailatul qadar yang kedudukannya sama dengan shalat raghaib, pada malam malam pertengahan bulan sya'ban.

3. Syekh Abdul Hamid al-Qudsi dalam kitab Kanzun was Surur

من أراد الصلاة في وقت من هذه الأوقات، فلينو النفل المطلق فرادى من غير عدد معين، وهو ما لا يتقيد بوقت ولا سبب ولا حصر له، وبالله التوفيق.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah