Network
PR INDRAMAYU – Menanggapi kebocoran data pribadi penduduk Indonesia yang diumumkan Kominfo melalui siaran pers, berikut adalah saran dari pengamat keamanan siber dari Vaksincom yang dapat kamu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerugian lebih lanjut atas kebocoran data tersebut.
Menurut Alfons Tanujaya selaku pengamat keamanan siber, masyarakat saat ini perlu memposisikan dirinya dengan berasumsi sebagai orang yang menjadi korban kebocoran data tersebut.
Hal tersebut akan mempengaruhi dirinya untuk lebih berhati-hati dalam melakukan setiap kegiatan penting yang mengharuskan untuk menggunakan data pribadi.
Baca Juga: Jelang Perayaan Waisak 2021, Kemenag Terbitkan Panduan Puja Bhakti dan Dharmasanti Saat Pandemi
"Orang Indonesia perlu punya asumsi bahwa datanya 'sudah bocor'. Sehingga, jangan lakukan hal-hal penting dengan gunakan data-data yang sudah bocor ini," ucap Alfons seperti yang dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari Antara.
Hal ini sama seperti saat melakukan kegiatan yang menggunakan data pribadi di sejumlah pengelola seperti layanan telekomunikasi, layanan pesan antar, hingga layanan perbankan.
Jika demikian, kamu harus menghindari menggunakan data-data yang sudah bocor tersebut, perlu untuk mengingat agar ke depannya kamu tidak lagi menggunakan data yang sama untuk membuat username atau password.
Baca Juga: Berhenti Sekarang Juga! Inilah Konsekuensi Kesehatan Perokok Aktif, Salah Satunya Disfungsi Ereksi
"Misalnya, kalau kita buat username dan password, hindari gunakan data-data yang sudah bocor. Seperti misalnya KTP sudah bocor, jadi nama, NIK, tempat dan tanggal lahir (juga bocor),” tuturnya.
