Gus Baha Pernah Kurban Seekor Ayam, Ternyata Ini Alasannya

- 3 Juli 2022, 23:33 WIB
ilustrasi ayam
ilustrasi ayam /klimkin dari pixabay/

INDRAMAYUHITS - Kiai muda NU, KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha memberikan penjelasan mengenai hukum berkurban dengan ayam.

Menurut Gus Baha, pembahasan menganai kurban dengan ayam sangat menarik untuk dibahas.

Karena pada umumnya manusia akan berkurban sapi atau kambing di Indonesia, ini berkurban ayam jago.

Lalu bagaimanakah hukumnya seseorang yang berkurban ayam ketika idul adha?

Dilansir oleh Indramayuhits dari kanal YouTube SANTRI GAYENG, pada Minggu.

Baca Juga: Empat Amalan Sunah Selain Berkurban yang Dilakukan Saat Idul Adha

Gus Baha menjelaskan mengenai asal muasal dan dasar dari munculnya gagasan kurban dengan ayam.

"Saya juga pernah miskin. Zaman saya merantau di Yogyakarta masih miskin, setiap Idul Adha saya menyembelih ayam. Jika tidak, saya beli daging setengah kilo," kata Gus Baha.

Alasan pertama adalah karena pada saat Hari Idul Adha, Allah melarang kita untuk berpuasa.

"Karena hari makan-makan. Ya sudah kami makan-makan. Kedua, menghilangkan tamak ke panitia kurban masjid. Nanti kalau tamak, kecewa terus bergumam (menggerutu). Sudah miskin, bergumam, hasud kan double dosanya. Tapi, kalau kamu menyembelih ayam atau bebek, yang penting jangan tikus. Pokoknya halal," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Mitos Atau Fakta; Memotong Kuku dan Rambut Bagi yang Berkurban? Ini Penjelasan Menurut Hadis

Diceritakan bahwa dulu ada seroang sahabat Nabi yang ketika Idul Adha menyembelih ayam, dia adalah sahabat Ibnu Abbas.

Ketika ditanya, "Apa ini kurban?" jawabnya, "tidak".

"Lah kok ayam, apa ada dasarnya (dalil) kurban ayam?" "Tidak," jawab Ibnu Abbas.

Pokoknya kata Allah, يوم أكل وشرب (yaumu aklin wa syurbin). Yang penting aku turuti perintah Allah, hari makan-makan.

Di dalam Islam akan ada sebuah perbedaan pendapat antar ulama yaitu Imam Al-Qurtubi membolehkan berkurban ayam ketika Idul Adha, namun kita juga harus tahu diri bahwa ayam tersebut jangan di taruh di masjid.

"Paham ya? Alasan Imam Qurtubi masuk akal, Nabi bersabda, orang yang berangkat Jumatan awal (jam 08.00-09.00 pagi) itu fakaannama qorroba badanatan (seolah-olah dia berkurban unta)," ungkap Gus Baha.

Baca Juga: Bolehkah Berbagi Daging Qurban ke Non Muslim? Ini Jawaban Gus Baha

Gus Baha menjelaskan bahwa berangkat jumatan pada pukul 10 pagi itu pahalanya seperti kurban sapi dan unta sementara untuk yang mepet pukul 11.30 sama saja seperti kurban ayam.

"Berarti, ketika Idul Adha kurban telur satu kilo namanya kurban. Paham kan maksud saya? Tapi, agar tidak kontroversi jangan dibawa ke masjid. Pokoknya dipakai sendiri saja. Kalau dibawa masjid kan lucu," beber Gus Baha.

Hal tersebut juga termasuk sebagai amal baik, namun jangan dibawa ke masjid pada umumnya orang berkurban.

Ilutstrasinya ketika satu kampung itu ada 300 orang. Orang kaya akan berkurban sapi, yang agak kaya kurban kambing dan yang miskin menyembelih ayam. Sehingga semuanya tetap makan-makan satu kampung itu.

Intinya adalah pada hari Idul Adha semua orang bisa makan-makan dengan enak.

"Jadi, kalau melihat hadis itu ya seperti kata Imam Qurtubi. Sama seperti kurban unta, kurban sapi, atau kurban ayam kalau Jumatan mendekati (azan) dan yang paling belakang kurban telur," Kata Gus Baha.***

Editor: Ahmad Asari

Sumber: Santri Gayeng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x