Nabi tak menyadarinya. “Ah, masak?!” kata beliau.
Kemudian Nabi kembali ke tempat imam dan menanyakan kepada sahabat lainnya yang ikut sholat berjamaah.
“Apakah benar yang dikatakan Zulyadain?”
“Betul, Rasulullah. Tadi Anda sholat Dhuhur hanya dua rakaat,” kata Sahabat.
Nabi tetap tenang saja, kemudian takbir lagi dan menambah dua rakaaat, terus salam.
"Berangkat dari cerita dalam hadis ini, orang Fikih jadi bingung dan saling bantah-bantahan juga," kata Gus Baha.
Menurutnya, hal seperti itu tidak masalah. Dari dulu umat Islam mensifati Nabi dengan al-a’radh al-basyariyah (sifat manusiawi).
Baca Juga: Info Lowongan Kerja, PT Astra Otoparts Butuh SDM untuk Sejumlah Formasi hingga 20 Maret 2022
Artinya, Nabi itu tidak apa-apa lupa, karena bukan Allah. Yang tidak boleh lupa itu Allah.