INDRAMAYUHITS - Nama aslinya KH Khamim Thohari Dzajuli Ploso. Nama belakangnya dinisbatkan kepada sang ayah, KH. Dzajuli Ustman.
Sampai di sini, diyakini tak banyak orang yang tau siapakah beliau. Tapi kalau disebutkan nama Gus Miek, pastilah santri seantero Nusantara tahu siapa beliau, meski sekadar katanya.
Kalau disinkronkan nama Gus Miek sepertinya cukup sulit untuk mengambil bagian mana dari nama aslinya KH Khamim Thohari Dzajuli.
Dilansir Indramayu Hits dari laman resmi JATMAN 9 Februari 2022, diceritakan bahwa panggilan Gus Miek berasal dari Amiek, sapaan akrab beliau saat dipanggil saudara-saudaranya semasa kecil.
Dan ternyata, itu adalah pelafalan kurang fasih untuk panggilan kecil Gus Khamim. Dan, panggilan itu melekat hingga dewasa dan saat ini.
Diakui banyak orang, Gus Miek adalah salah satu putera dari KH Dzajuli Ustman yang dianggap paling unik.
Meskipun tinggal di lingkungan pesantren, Gus Miek memiliki tradisi berbeda yang tidak bisa disamakan dengan saudara-saudaranya yang lain.
Ia suka pergi memancing, bermain di pasar dan hal-hal lain yang tidak lumrah dilakukan oleh putera kiai besar.
Bahkan ibunya, Nyai Hj Rodliyah memberikan kebebasakan kepada puteranya yang satu itu, karena meyakini bahwa Gus Miek sudah bisa mengatur hidupnya sendiri.
Diceritakan, pada suatu hari menjelang Ramadhan, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Mahrus Ali berkunjung ke Ploso untuk mengajak Gus Miek mondok di Lirboyo.
Akhirnya, mau tidak mau, Gus Miek harus berangkat nyantri ke sana. Sayangnya pada kesempatan pertama itu, Gus Miek hanya mampu bertahan 16 hari dan tidak mau kembali ke pondok.
Ayahanda, KH Dzajuli Utsman bingung, harus bagaimana. Hingga akhirnya ia berkata kepada sanaknya yang bernama Kang Jahid.
Baca Juga: Ijazah Wiridan dan Doa dari Habib Luthfi agar Diperlancar Rezekinya oleh Allah, Yuk Amalkan!
“Gimana Miek itu, Kang Jahid? Mondok baru 16 hari sudah pulang. Mau jadi apa nantinya dia itu,” kata Kiai Djazuli.
Mendengar ucapan abahnya, tiba-tiba Gus Miek menjawab dari depan pintu. “Ada apa bah? Ngaji? Begini saja, mulai besok semua jadwal pengajian abah, saya yang menggantikan," tutur Gus Miek.
Ternyata, keesokan harinya, Gus Miek membuktikan semua ucapan itu kepada Kia Djazuli.
Gua Miek mengambil alih semua jadwal pengajian ayahandanya. Dan, di luar nalar dan tak terduga, Gus Miek mampu mengajar menggunakan kitab kuning dengan lancar dan penuh kesungguhan..
Dan, beberapa bulan setelah itu, Gus Miek memutuskan untuk kembali mondok di Lirboyo. Namun ternyata pada kesempatan kedua ini, tak jauh berbeda dengan kebiasaannya di Ploso.
Sat hari-hari sekolah dan mengaji, teman-temannya serius mendengarkan pelajaran, ia malah tidur pulas di atas kitab-kitabnya.
Baca Juga: Yuk Pahami Makna Sholat Lebih Dalam dari KH Quraish Shihab, Agar Lebih Rajin dan Khusyuk
Anehnya, ketika ia bangun, ia mampu menjelaskan apa yang baru saja diterangkan oleh gurunya.
Tak hanya, Gus Miek juga hobi bepergian daripada tinggal di pondok, sehingga akhirnya hanya mampu bertahan di Pesantren Lirboyo selama beberapa bulan.
Beliau pun pindah ke Pondok Pesantren Watucongol, Magelang di bawah asuhan KH Dalhar, seorang waliyullah terkemuka di Magelang. ***