Jangan Sepelakan Sebutir Nasi, Baca Kisah dan Bagaimana Meneladaninya

- 8 Februari 2022, 13:12 WIB
 Ilustrasi nasi putih.
Ilustrasi nasi putih. /Pixabay.com/juemi


INDRAMAYUHITS - Orang ketika merasa lapar, kebanyakan yang dicari adalah nasi, karena menurutnya nasi bisa membuat kenyang, padahal makan nasi itu hanya sebuah wasilah atau perantara, hakikatnya yang menjadikan kita kenyang itu adalah Allah SWT.

Seperti sebuah cerita "Meneladani Kisah Sebutir Nasi" yang dikutip Indramayu Hits dari jatman.or.id pada Senin 8 Februari 2022 bahwa ketika menempuh perjalanan mencari ilmu, Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan berjumpa dengan seorang Kiai sepuh. Habib Luthfi muda terkagum dengan akhlak Kiai sepuh yang luar biasa.

Habib Luthfi menyaksikan Kiai Sepuh ketika sedang dhahar (makan), ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali. Habib Luthfi bertanya kepada Kiai Sepuh “Kenapa harus diambil Yai? kan cuma sebutir nasi?” Kiai Sepuh dengan tegas menjawab “Lho… Jangan kita lihat nasi yang sebutir itu Yik. Apakah kamu akan bisa membuat nasi satu butir saja, atau bahkan jika seperseribu menir saja?”. Deg…Habib Luthfi Muda seketika terdiam.

Baca Juga: Jadilah Hamba yang Selalu Bersukur, Ini Hikmahnya

Kiai Sepuh melanjutkan, “Ketahuilah Yik, saat kita memakan sebuah nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan berbagai peran orang lain di dalamnya. Nasi itu namanya Sego bin Beras bin Gabah al-Pari. Mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga dari serangan hama hingga memanen, ada banyak sekali jasa orang lain, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Allah disana”.

“Ketika ada satu butir nasi, atau menir sekalipun yang jatuh ambillah. Jangan mentang-mentang kita masih punya cadangan nasi, sebutir nasi itu kita buang begitu saja, karena hal itu termasuk salah satu bentuk takabbur, dan Gusti Allah tidak suka dengan manusia yang takabbur. Jadi, selama sebutir nasi itu terjatuh tidak kotor dan tidak membawa mudharat bagi kesehatan kita, maka ambillah, satukanlah dengan nasi lainnya, sebagai bagian dari syukur kita”. Habib Luthfi menyimak lebih dalam.

Baca Juga: Hawa Nafsu Selalu Menyelimuti, Inilah Cara Menghindarinya

“Karena itulah ketika akan makan, diajarkan doa: Allahumma bariklana (Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami). Bukan Allahumma barikli (Ya Allah semoga Engkau memberkahiku) walaupun sedang makan sendirian.

“Lana itu maknanya untuk semuanya. Mulai dari petani, pedagang, pengangkut, pemasak hingga penyaji, semuanya termaktub dalam doa tersebut. Ini sebagai salah satu ucapan syukur serta mendoakan semua orang yang berperan dalam kehadiran nasi yang kita makan”.

“Satu lagi, mengapa orang makan kok ada doa: waqina ‘adzabannar (Jagalah kami dari siksa api neraka). Terus, apa hubungannya antara makan dengan neraka? kan tidak nyambung?” “Iya Yai, kok bisa ya?” Tanya Maulana Habib Luthfi muda dengan penasaran.

Halaman:

Editor: Abdul Barih

Sumber: jatman.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x