Habib Luthfi Ungkap Bagaimana Kehidupan Para Wali di Alam Barzakh, Begini Aktivitas Mereka

12 Mei 2022, 20:15 WIB
Habib Luthfi bin Yahya menyampaikan bagaimana kehidupan para wali di alam kubur. /facebook/udin

INDRAMAYUHITS – Habib Luthfi bin Yahya atau akrab disapa Habib Luthfi menggambarkan bagaimana kehidupan para wali setelah wafat.

Mereka para wali, menurut Habib Luthfi, tetap hidup di alam barzakh atau alam kubur.

Semua aktivitasnya sama sebagaimana kehidupan di dunia yang penuh dengan penghambaan kepada Allah SWT.

Baca Juga: 5 Pesan Penting Habib Luthfi Jelang Bulan Ramadan, 1 dan 2 untuk Pribadi Sedangkan Poin 3-5 Bersifat Sosial

Penggambaran Habib Luthfi tentang kehidupan para wali tersebut ditulis dalam catatan Ustad Saefuddin Masykuri di laman JATMAN yang terbit 8 Mei 2022.

Dituliskan, para wali tetap hidup di alam kubur (barzakh) seperti kehidupan mereka di dunia. Mereka yang ahli tahajud tetap tahajud di alam kuburnya.

Yang ahli tadarus Alquran tetap tadarus, yang ahli silaturahim tetap silaturahim, dan seterusnya. Hal itu sebagai kenikmatan yang mereka alami di alam kubur.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Intens Gelar Safari Kebhinekaan untuk Memperkuat Rasa Nasionalisme Warga

Dikatakan, jika ada para peziarah berdiri mengucapkan salam dan doa, maka si wali yang diziarahi juga ikut berdiri, menjawab salam dan mengamini doa-doanya.

Jika para peziarah membaca Yasin, tahlil, maka sang wali juga ikut membacanya. Jika para peziarah tawassul, maka beliau ikut mendoakan.

Sebagian dari para wali adalah ahli darok (menolong). Mererka sering keluar dari kuburnya ke alam dunia ini untuk menolong para pecintanya.

Baca Juga: Begini Salahsatu Pesan Isra Mi'raj Menurut Habib Luthfi untuk Indonesia, Penting Diresapi Semua Elemen Bangsa

Di antara wali yang ahli darok adalah Mbah Hasan Minhajul ‘Abidin, Gabutan, Solo. Banyak cerita nyata dari para pecintanya yang membuktikan kewaliannya.

Mereka merasa ada yang ditolong dari kecelakaan dan perampokan. Sebagian mereka ada yang ingin sowan ke ndalem beliau sebagai rasa terima kasih dengan membawa oleh-oleh, layaknya orang yang akan sowan kiai.

Tetapi, mereka kaget setelah ditunjukkan oleh penduduk setempat, bahwa Mbah Hasan Minhaj itu sudah wafat.

Baca Juga: KETAHUAN! Video Sholat Jenazah Pakai Ruku Hoax, Sosok yang Disangka Wapres Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Dalil yang memperkuat wali dan para syuhada’ (orang mati syahid) tetap hidup di alam kubur diungkap dalam Surat Al-Baqarah ayat 154:

ﻭَﻻ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮﺍﺕٌ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴﺎﺀٌ ﻭَﻟﻜِﻦْ ﻻَّ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ

Artinya: “Jangan kalian katakan bagi orang yg dibunuh di jalan Allah, (mereka) itu orang-orang mati ! Namun, mereka adalah orang-orang yg hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya”.

Disampaikan, jika para syuhada’ saja mendapat karunia tetap hidup di alam kuburnya, maka para ulama dan wali pasti mendapat karunia lebih besar, seperti diketahui bahwa derajat mereka lebih tinggi.

Baca Juga: INFO Lowongan Kerja: PT Unilever Buka Beberapa Formasi untuk S1 Segala Jurusan, Daftar di Link Ini!

Jumlah makam wali di Indonesia sangat banyak dengan berbagai tingkatannya. Bahkan, jumlah makam wali ini terbanyak kedua setelah Hadhramaut, Yaman.

Banyak kitab yang menulis biografi para wali di Timur Tengah, seperti kitab Jami’ Karomatil Auliya’, Thobaqotul Auliya’, dan sebagainya.

Padahal, di Indonesia zaman itu sudah terdapat banyak para wali, namun, tradisi tulis-menulis di tanah Indonesia belum masif, oleh karenanya kalam-kalam dan ajaran auliya tidak terbukukan.

Baca Juga: Kisah Kewalian Habib Toha Lewat Mimpi Orang Sholeh yang Bertemu Sunan Gunung Jati dalam Rapat Wali Qutub

Tingkatan wali tertinggi disebut Al-Quthbul Ghouts, dan hanya ada satu orang dalam setiap masa. Beliau dijuluki Abdullah.

Di bawahnya disebut Al-Imamani (dua imam) berjumlah dua orang, salah satunya akan menggantikan Al-Ghouts ketika wafat.

Kemudian di bawahnya ada Al-Autad, jumlahnya ada empat orang. Imam Syafi’i R.a, pada zamannya merupakan pemimpin wali Autad.

Di bawahnya ada Al-Abdal, jumlahnya ada tujuh orang. Keterangan tentang tingkatan para wali ini bisa dilihat di dalam kitab Jami’ Karomatil Auliya’. ***

Editor: Kalil Sadewo

Tags

Terkini

Terpopuler