INDRAMAYUHITS - Berikut ini adalah jadwal Imsakiyah dan waktu sholat untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Jadwal Imsakiyah sangat dibutuhkan untuk membatasi waktu umat Islam terutama saat menjalani ibadah sahur untuk puasa Ramadan.
Sedangkan jadwal sholat Magrib menjadi patokan untuk waktu berbuka puasa untuk ketiga daerah di kawasan Bandung ini.
Jadwal imsakiyah dan waktu sholat ini diambil dari laman Kemenag RI.
Kota Bandung
Imsak : 04:27 WIB
Subuh : 04:37 WIB
Terbit : 05:45 WIB
Duha : 06:16 WIB
Zuhur : 11: 57 WIB
Asar : 15: 12 WIB
Magrib : 18: 01 WIB
Isya : 19: 06 WIB
Kabupaten Bandung
Imsak : 04:28 WIB
Subuh : 04:38 WIB
Terbit : 05:45 WIB
Duha : 06:17 WIB
Zuhur : 11: 57 WIB
Asar : 15: 12 WIB
Magrib : 18: 02 WIB
Isya : 19: 06 WIB
Kabupaten Bandung Barat
Imsak : 04:28 WIB
Subuh : 04:38 WIB
Terbit : 05:45 WIB
Duha : 06:17 WIB
Zuhur : 11: 57 WIB
Asar : 15: 12 WIB
Magrib : 18: 02 WIB
Isya : 19: 06 WIB
Selain jadwal imsakiyah, yang tak kalah penting adalah membaca niat puasa Ramadan, karena tanpa niat puasanya sia-sia.
Berikut ini enam lafadz niat puasa yang bisa dipilih salahsatu dan berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain:
- Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala”.
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.
Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi, sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.
- Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala”.
Lafal niat di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib. Kata “Ramadhana” pada niat di atas menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.
- Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala”
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.
Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya.
Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".
- Niat Puasa Ramadan Pendek
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhāna
Artinya: “Aku berniat puasa bulan Ramadhan”.
- Niat Puasa Ramadan Pendek
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan”.
Lafal niat 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.
- Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”
Redaksi niat nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib. ***