Dalam mencari ide tulisan, terkadang Kartini mengutip karangan-karangan dari buku, koran, ataupun majalah Eropa.
Sejak itulah Kartini tertarik dengan kemajuan berpikir yang dimiliki oleh perempuan-perempuan Eropa.
Karena ketertarikan tersebut, lalu dia juga ingin memajukan perempuan pribumi yang sering kali dianggap rendah status sosialnya.
Sehingga perempuan lebih memperoleh kebebasan, otonomi serta persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.
Setelah menikah dengan Bupati Rembang K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, barulah Kartini mulai merealisasikan keinginannya.
Dia mendirikan sekolah wanita pertamanya yang berlokasi di sebelah timur pintu gerbang Kantor Bupati Rembang yang kini menjadi Gedung Pramuka.
Lalu Kartini juga mendirikan sekolah-sekolah lain di bawah Yayasan Sekolah Kartini. Sekolah wanita didirikan di Semarang tahun 1912.
Setelah Semarang, beberapa kota lain di Pulau Jawa mulai dari Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Madiun, hingga Malang juga memiliki sekolah wanita.
Saat ini, sebagai bentuk penghormatan kepada Kartini, dibangunlah sebuah pendopo yang terletak di makamnya di Desa Bulu, Kabupaten Rembang. ***