Bukan Sunan Gunung Jati, Tiga Tokoh Ini yang Meletakkan Fondasi Islam untuk Pertama Kalinya di Jawa Barat

- 19 April 2022, 13:55 WIB
ILUSTRASI. Pengembaraan Nurjati hingga menjadi guru para wali, termasuk Sunan Gunung Jati.
ILUSTRASI. Pengembaraan Nurjati hingga menjadi guru para wali, termasuk Sunan Gunung Jati. /Tangkapan Layar Youtube

INDRAMAYUHITS – Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuana (Walangsungsang) bukanlah tokoh pertama yang melakukan penyebaran Islam di Jawa Barat.

Berdasarkan catatan para penulis sejarah, ada dua tokoh yang telah membawa ajaran agama Islam di tanah Jawa bagian barat, yakni Haji Purwa, putra Prabu Kuda Lalean dan Syekh Nurjati.

Nama Haji Purwa dibahas dalam catatan Edi S. Ekadjati dkk dalam buku Sejarah Cirebon Abad Ketujuh Belas yang diterbitkan atas kerjasama Pemprov Jawa Barat dan Fakultas Sastra Unpad (1991).

Baca Juga: Mengenal Putra-putri Sunan Gunungjati, Hanya 1 yang Menjadi Raja tapi di Luar Cirebon

Disebutkan, berdasarkan sumber sejarah lokal, Hageman mencatat, ada seorang pemeluk agama Islam yang pertama kali datang ke Jawa Barat, yakni Haji Purwa, putra Prabu Kuda Lalean.

Haji Purwa diislamkan oleh saudagar Arab dalam perjalanan dagang ke India. Lalu ia datang ke Galuh pada tahun 1337 Masehi.

Melalui bantuan saudgar Arab itulah, Haji Purwa mengajak adiknya yang menjadi raja di pedalaman Jawa Barat untuk masuk Islam.

Baca Juga: KEHEBATAN Strategi Perang Sunan Gunung Jati Muda Saat Bantu Kerajaan Demak Kalahkan Majapahit, Mulai Disegani

Namun, upayanya gagal, Haji Purwa tak mau tinggal di sana, ia memilih menetap  di  Caruban (Cirebon) saat masih berada di bawah kekuasaan Galuh.

Sementara itu, cerita berbeda ditunjukkan oleh naskah Carita Purwaka Caruban Nagari yang menyebutkan datangnya Islam pertama di daerah Jawa Barat dibawa oleh Syekh Nurjati, ulama dari jazirah Arab.

Ia awalnya datang ke Cirebon sebagai utusan Raja Parsi dan singgah pertama kali di Pasambangan, Cirebon.

Baca Juga: Sunan Gunungjati Pernah Digerebek Pangeran Panjunan Putra Syekh Nurjati karena Alasan Ini

Syekh Nurjati kemudian menetap di Cirebon dan menjadi guru agama Islam, berkedudukan di bukit Amparan Jati yang dulu merupakan kawasan ramai karena telah menjadi pelabuhan yang cukup penting.

Nama lainnya adalah Syekh Quro, yang mendirikan pesantren di kampung yang berada di daerah Karawang.

Saat itu, penyebaran Islam rupanya baru berlangsung secara terbatas di lingkungan tempat tinggal para tokoh agama tersebut.

Baca Juga: Daftar Orang Sakti Pembantu Sunan Gunungjati yang Bikin Raja Galuh Minggat, Raja Indramayu Takluk

Kegiatan mereka dalam menyebarkan agama Islam pada tahap awal adalah mengenalkan agama Islam kepada sejumlah penduduk, dilanjutkan dengan pembentukan kader, para guru agama yang mendidik beberapa santri di pesantren atau peguron masing-masing.

Agama Islam semakin kuat masuk ke Jawa Barat dengan datangnya dua tokoh agama Islam yakni Pangeran Walangsungsang (Cakrabuana) yang bergelar Haji Abdullah Imam dan keponakannya, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Masyhur dalam semua catatan sejarah disebutkan, Pangeran Cakrabuana adalah putera Raja Sunda  Pajajaran Prabu  Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja.

Baca Juga: Sejarah Sunan Gunung Jati: Putri Kaisar Tiongkok Minta Dinikahi Usai Jajal Kesaktian Syekh Syarif Hidayatullah

Pangeran Cakrabuana masuk Islam atas bimbingan Syekh Nurjati dan memperdalam ajaran agama Islam beliau.

Atas arahan Syekh Nurjati, Pangeran Cakrabuana bersama adiknya, Nyai Larasantang diminta untuk pergi ke Mekkah untuk memperdalam pengetahuan tentang agama Islam dan menunaikan ibadah haji.  

Dan ternyata di sana, Nyai Larasantang tidak hanya memperoleh tambahan pengetahuan agama Islam, tetapi juga mendapat jodoh keturunan raja dan ulama Mesir.

Baca Juga: BEGINI MURKA SUNAN GUNUNGJATI karena Putra Mahkota Dibunuh, Bajak Laut Jawa Dibasmi Hingga Akar

Ia diperistri oleh Sultan Mesir Maulana Mahmud Syarif pada tahun 1447. Dari perkawinan ini lahirlah Syarif Hidayatullah pada tahun 1448.

Dari Arab, Nyai Larasantang berganti nama menjadi Hajjah Syarifah Mudaim, sedangkan kakaknya menjadi Haji Abdullah Imam. ***

Editor: Kalil Sadewo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah