Ketum PBNU Tegaskan Pemimpin Perlu Dikritik, Kiai Yahya Cholil Staquf: Taat Bukan Mengkultuskan

- 18 April 2022, 15:12 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf /ANTARA

"Itu berarti mafsadah namanya, kerusakan, dan membuat kerusakan ini tidak diperbolehkan," tegas Gus Yahya.

Baca Juga: Kemenag Kembali Buka Seleksi Beasiswa 5.000 Doktor, yang Minat Siap-siap Daftar!

Menurut dia, ketika orang menyepelekan ulama, maka orang itu akan menyepelekan agama karena ulama ini panutan agama.

Begitu juga umaro, tidak bisa disepelekan karena akan merusak urusan dunia, karena urusan dunia ini penanggung jawabnya umara.

Tertib sosial, sambungnya, ini penanggung jawabnya umaro. Begitu juga asdiqo, tidak boleh disepelekan karena jika disepelekan bisa merusak kehormatan.

Baca Juga: Prediksi Zodiak Virgo Senin 18 April 2022 : Inilah Hari yang Menyenangkan Untukmu

"Karena teman biasanya tahu banyak rahasisa kita, sehingga kalau kita sepelekan bisa membocorkan rahasia kita. Itu bisa celaka kan," tutur Gus Yahya.

Terkait kritik di media sosial, Gus Yahya menjelaskan taat kepada ulama bukan berarti mengkultuskan seorang pemimpin di dunia.

"Pemimpin bukanlah orang yang selalu benar, sehingga mengkritik pemimpin diperlukan," ujarnya.

Baca Juga: Meradang! AS Tuding PeduliLindungi Langgar HAM, Indonesia Berani Balas Bongkar Borok Paman Sam

Halaman:

Editor: Ahmad Asari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah