Bermodal Puisi dan Novel, 3 Anak Muda Indramayu Gabung Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia III

- 3 November 2020, 07:29 WIB
Ilustrasi puisi
Ilustrasi puisi /Pixabay/DGlodowska/

“Saya selain sebagai penyair/penulis, juga sebagai Pengurus Pegiat Literasi KoLiDer (Komunitas Literasi Dermayu), dan sebagai Pengawas SMP di Dinas Pendidikan Kab. Indramayu,” tutur Sri Sunarti kepada PikiranRakyat-Indramayu.com.

Kedung Darma Romansah mengirim novel berjudul “Telembuk, Dangdut, dan Kisah Cinta yang Keparat”. Pria kelahiran Cikedung, Indramayu, tersebut mewakili DIY pada penyelenggaraan Munsi kali ini.

Baca Juga: OJK Catat DPK Capai 2,8 Triliun dalam 491 Ribu Rekening Baru, Tirta Optimistis Bakal Terus Bertambah

Selain novel di atas, pria ini juga pernah menulis karya sastra berjudul “Kelir Slindet: Sebuah Novel”, dan “Uterus: Antologi Puisi”.

Sedangkan Faris Al Faisal mengirim “Novela Bunga Narsis”, “Antologi Puisi Bunga Kata”, dan “Kumcer Bunga Rampai Senja di Taman Tjimanoek”.

Satu karya lain dikirim Ketua Komite Sastra di Dewan Kesenian Indramayu (DKI) tersebut yakni “Antologi Puisi dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian”.

Baca Juga: Ridwan Kamil Resmikan Tempat Pengisian Kendaraan Umum Listrik, Simbol Perubahan Gaya Hidup

Bersama Sri Sunarti, Faris Al Faisal turut aktif di dunia kesastraan di Indramayu termasuk dalam kegiatan bertajuk Obral Obrol.

Kegiatan tersebut secara umum mendiskusikan bahasa, sastra, sejarah, dan budaya Indramayu.

Tujuan diadakannya Munsi adalah meningkatkan lagi gairah bersastra, memberi wawasan kesastraan dan era 4.0, menjalin kerja sama dengan sastrawan terkait pengembangan, pembinaan, dan perlindungan sastra, serta memberi rekomendasi kepada pemerintah terkait sastra Indonesia.

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Badan Bahasa Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah