Ia juga menggambarkan bahwa tongkat Syaikhona Kholil itu digunakan KH Hasyim sebagai simbol memberantas kezaliman penjajah dan menebar maslahat hingga saat ini.
Bahkan, lanjut KH Miftachul Akhyar, tongkat pemberian Syaichona Cholil itu juga pernah berubah "menjadi ular".
Terutama saat di saat ada kezaliman yang dilakukan oleh para penjajah juga oleh kebijakan yang merugikan umat saat itu, tongkat tersebut menjadi komando yang menunjukkan "kesaktian-kesaktiannya" di antaranya melalui resolusi jihadnya.
Berbicara di depan banyak orang dalam majelis yang berada di tanah kelahiran Syaikhona Kholil, Kiai Miftach mengaku segan.
Ia menganggap Syaikhona Kholil turut hadir di acara malam puncak Harlah NU itu. Karenanya grogi masuk ke sebuah wilayah di mana Syaikhona Kholil membangun dakwah dan perjuangannyanya.
“Beliau di alam barzah melihat, bahkan bukan di sini saja, di mana pun berada, karena alam barzah itu alam yang sangat luas. Bumi atau dunia ini ibarat (hanya) setitik atau segelas yang mana semua makhluk ada di dalamnya,” imbuh Kiai Miftach. ***