Tongkat Syaikhona Kholil dan Nabi Musa Mirip, KH Miftacul Akhyar: Pernah Jadi 'Ular' di Masa Penjajahan

- 18 Februari 2022, 10:22 WIB
Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar
Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar /NU Channel/

INDRAMAYUHITS - Peringatan Hari Lahir Ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) versi Hijriyah mengambil tema dan nuansa flashback ke sejarah berdirinya organisasi terbesar di Indonesia itu.

Rangkaian kegiatannya pun dikemas dalam bentuk napak tilas, mulai dari ziarah ke Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, singgah di kantor pertama NU, hingga acara puncak di pesantren yang didirikan Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura.

Saat mendapatkan kesempatan sambutan, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar membuka kembali sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).

Baca Juga: PBNU dan Pemerintah Sepakat Bentuk BUMNU dan 10 Ribu Wirausahawan Santri, Gus Ipul: Jangan Bohong-bohongan!

Ia juga mengenang tongkat dan tasbih dari Syaikhona Cholil yang diberikan kepada Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari pada saat itu.

Menurutnya, tongkat dan tasbih tersebut menjadi isyarat penting cikal bakal berdirinya NU. Kiai Miftach kemudian menyitir Al Qur’an Surat Taha ayat 17-23.

“Semua isyarat-isyarat tersebut merupakan embrio untuk melahirkan sebuah jamiyah mardhiyah yang luar biasa saat ini,” ujar kiai Pengasuh Pondok Pesantren Miftsachus Sunnah, Surabaya itu.

Dalam pandangan KH Miftachul Akhyar, tongkat Syaikhona Kholil ada kemiripan dengan milik Nabi Musa.

Baca Juga: Jadwal Waktu Sholat Fardhu Kabupaten Indramayu 21 - 27 Februari 2022, Sholatlah Sebelum Disholatkan

Dalam sejarah dijelaskan bahwa tongkat Nabi Musa bisa berubah menjadi ular besar yang menghabisi kezaliman Fir’aun dan para penyihir pada zamannya.

Ia juga menggambarkan bahwa tongkat Syaikhona Kholil itu digunakan KH Hasyim sebagai simbol memberantas kezaliman penjajah dan menebar maslahat hingga saat ini.

Bahkan, lanjut KH Miftachul Akhyar, tongkat pemberian Syaichona Cholil itu juga pernah berubah "menjadi ular".

Baca Juga: Jangan Ratapi Dia yang Akhirnya Tak Berjodoh, Ini Pesan Mencerahkan Prof Quraish Shihab, Ayo Move On!

Terutama saat di saat ada kezaliman yang dilakukan oleh para penjajah juga oleh kebijakan yang merugikan umat saat itu, tongkat tersebut menjadi komando yang menunjukkan "kesaktian-kesaktiannya" di antaranya melalui resolusi jihadnya.

Berbicara di depan banyak orang dalam majelis yang berada di tanah kelahiran Syaikhona Kholil, Kiai Miftach mengaku segan.

Ia menganggap Syaikhona Kholil turut hadir di acara malam puncak Harlah NU itu. Karenanya grogi masuk ke sebuah wilayah di mana Syaikhona Kholil membangun dakwah dan perjuangannyanya.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 23 Ada Kuota Khusus Calon Pekerja Migran, bagi Alumni Bisa Dapat Kemudahan Kredit KUR

“Beliau di alam barzah melihat, bahkan bukan di sini saja, di mana pun berada, karena alam barzah itu alam yang sangat luas. Bumi atau dunia ini ibarat (hanya) setitik atau segelas yang mana semua makhluk ada di dalamnya,” imbuh Kiai Miftach. ***

Editor: Kalil Sadewo

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah