Sikapi Pembangunan Taman Nasional Komodo, Mahasiswa Indonesia di Inggris Ungkap 3 Hal

- 16 November 2020, 13:59 WIB
Komodo, Hewan Purba di Indonesia.
Komodo, Hewan Purba di Indonesia. /Pixabay/5477687

1. Kelengkapan data

Meskipun sebagai ikon dan pusat perhatian, komodo bukan satu-satunya spesies yang perlu dipertimbangkan. Pasalnya ada spesies lain yang menempati habitat sama di pulau tersebut yang perlu diperhatikan. Contohnya adalah kakatua jambul kuning (Cacatuasuphurea).

Pada kasus ini, pemerintah diyakini hanya berfokus pada jumlah komodo. Selayaknya pemerintah memperhatikan dampak pembangunan pada ekosistem di pulau tersebut.

“Selain data ekologi, data tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang tinggal di dalam taman nasional juga harus diperhatikan.

Baca Juga: Bulan Purnama November Akan Menjadi yang Terburuk untuk 3 Zodiak Berikut Ini

“Perbedaan persepsi masyarakat di pulau yang berbeda terhadap upaya konservasi komodo, misalnya, menunjukkan setiap pulau memerlukan pendekatan berbeda,” ujar Sabhrina dan Ardiantiono.

2. Keterlibatan masyarakat

Alasan menolaknya masyarakat atas pembangunan TNK adalah karena merasa kesejahteraan mereka tidak turut terangkat. Studi Universitas Negeri Malang (UM) pada 2019 menuturkan mereka tidak dilibatkan dalam pengelolaan pariwisata di Pulau Rinca dan Pulau Komodo.

“Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan dan aktivitas wisata dapat membatasi manfaat ekonomi yang diterima masyarakat dan membuat upaya konservasi kurang efektif,” ujarnya.

Baca Juga: Berikut 8 Tanaman Herbal Populer untuk Terapi Diabetes, Jahe dan Pare Termasuk

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah