PR INDRAMAYU – Hutan dan keragaman hayati Sulawesi telah hancur akibat meningkatnya penebangan liar dan perluasan kebun kepala sawit serta peternakan.
Sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati, Sulawesi terkenal sebagai wilayah Wallacea. Penamaan tersebut diambil dari naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, yang hidup pada abad 19.
“Walaupun belum separah di Sumatra dan Kalimantan, penelitian saya baru-baru ini menguak bahwa penebangan hutan (deforestasi) di Sulawesi telah mencapai tingkat yang membahayakan dan berisiko menghancurkan habitat kera dan tarsius lokal,” tutur Profesor Biologi Conservasi Universitas Indonesia (UI), Jatna Supriatna.
Baca Juga: Kemenangan! Dortmund Puncaki Klasemen Hingga Erling Haaland Sumbang Dwigol
Berdasarkan data dari Peta Perubahan Hutan Global dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pulau terbesar keempat di Indonesia itu telah kehilangan 10,89% dari wilayah hutannya selama 2000 hingga 2017. Luasnya sekira 2,07 juta hektar.
Dampak Pada Primata Endemik
Deforestasi mengancam kehidupan primata lokal yakni Tarsius dan Kera. Lebih banyak spesies telah banyak diturunkan oleh keduanya daripada marga yang sama di pulau lain di Indonesia.
Sulawesi pun disebut sebagai laboratorium yang amat penting sebagai lokasi penelitian gen maupun perkembangan primata.
Baca Juga: Klaim Adanya Penipuan Terkait Pemilu AS, Donald Trump: Terus Terang, Kita Memenangkan Pemilu Ini