Corona Tak Henti-hentinya Hantam Indonesia, Komisi IX DPR RI: Ini Sudah 'Alarm Tsunami'

- 2 September 2020, 09:59 WIB
Dokter sedang menangani pasien Covid-19, (foto-dok)
Dokter sedang menangani pasien Covid-19, (foto-dok) /

 

PR INDRAMAYU - Kasus positif virus corona di Tanah Air tak henti-hentinya menghantam masyarakat Indonesia.

Sudah ribuan orang dinyatakan meninggal dunia, tak terkecuali para dokter dan tenaga kesehatan.

Pasien positif juga sama sekali belum menunjukkan tren penurunan secara nasional sejak kasus pertama diumumkan awal Maret silam.

Baca Juga: Turun dari Hari Sebelumnya, Berikut Rincian Harga Emas Antam dan UBS Rabu, 2 September 2020

Menanggapi ini, Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah mengambil langkah revolusioner dan eksponensial agar dapat menekan jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang gugur.

Menurut dia, kehilangan dokter dan tenaga kesehatan adalah kehilangan aset besar bangsa.

"Ini bukan 'alarm kebakaran' lagi, ini sudah 'alarm tsunami'. Semua komponen bangsa harus bangun dari zona amannya, bahwa seolah kita tidak apa-apa, bahwa ekonomi jauh lebih penting dari kesehatan.

Baca Juga: Lama Tak Diguyur, Indramayu Bakal Hujan Siang Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Rabu 2 September 2020

"Jangan lagi pemerintah menyebut wafatnya nakes kita karena tidak disiplin. Adakah empati disana?" kata Mufida sebagaimana diberitakan RRI pada Rabu, 2 Agustus 2020.

Mufida yang merupakan Politisi Fraksi PKS itu juga mengingatkan, saat ini daya tampung rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19 sudah penuh.

Seperti contohnya di Jakarta, data yang dirilis per Jumat 28 Agustus 2020 mencatat bahwa kapasitas ruang isolasi dan ICU di RS rujukan sudah terisi 70 persen. 

Baca Juga: Lewat Momen Simulasi Piala Thomas Uber 2020, Marcus Sebut Itu Sebagai Ajang Kekompakan Tim

"Dokter dan perawat terus berguguran dan kapasitas ruang perawatan Covid hampir penuh 100 persen. Bisa dibayangkan apa yang selanjutnya terjadi? Italia yang pada awalnya sangat tinggi korban Covid-19, saat sudah berangsur turun, tapi kita masih terus menanjak," terangnya. 

Media luar dan dunia internasional menempatkan penanganan Covid-19 di Indonesia dalam lima terburuk di dunia.

Mufida mengingatkan, penilaian itu terkonfirmasi dengan data-data yang sudah ia paparkan sebelumnya terkait belum turunnya kurva kasus konfirmasi positif, rasio kematian tenaga kerja kesehatan yang termasuk tinggi di dunia dan mulai penuhnya kapasitas rumah sakit.

Baca Juga: Bintang Film Dewasa Tega Bunuh Pacarnya Sendiri, Jasad Korban Ditemukan Membusuk di Kuburan Dangkal

Dari situlah, menurut dia, jiwa kepemimpinan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan diuji.

"Apakah benar-benar seluruh jajaran melaksanakan semua arahan dan keberpihakannya terhadap pemulihan penyakit ini. Kami minta dengan segala hormat, Bapak Presiden Republik Indonesia melakukan langkah-langkah yang nyata untuk menyelamatkan nyawa anak bangsa," pungkasnya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x