Profesor Zubairi Djoerban Tak Anjurkan Tes Swab Antigen Mandiri, Kenapa?

- 12 Agustus 2021, 15:00 WIB
Tanggapan Profesor Zubairi soal swab antigen mandiri yang banyak dilakukan orang bahkan tak anjurkan dilakukan di rumah.
Tanggapan Profesor Zubairi soal swab antigen mandiri yang banyak dilakukan orang bahkan tak anjurkan dilakukan di rumah. /Instagram.com/profesorzubairi

PR INDRAMAYU – Beredarnya alat tes swab antigen yang diperjualbelikan di e-commerce membuat sebagian masyarakat memilih untuk melakukan tes mandiri.

Harga alat tes swab antigen yang dijual di e-commerce cukup terjangkau dibandingkan menjalani tes di laboraturium.

Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban memberikan pandangannya terkait tes swab antigen mandiri.

Baca Juga: Prediksi Brentford vs Arsenal di Liga Inggris, Aubameyang jadi Ujung Tombak The Gunners

Menurutnya, melakukan tes swab antigen mandiri berisiko menghasilkan false negative.

Hasil dari tes usap atau swab antigen memang cukup cepat. Tapi, yang jadi konsern saya adalah alat tes ini ramai diperjualbelikan di e-commerce—sehingga banyak orang melakukan tes secara mandiri—yang berisiko menghasilkan false negative,” tulis Ketua Satgas Covid-19 dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari twitter @ProfesorZubairi.

Profesor Zubairi tidak menganjurkan untuk melakukan tes swab antigen mandiri.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 di Bandung Agustus 2021, Lengkap dengan Cara Daftarnya

Bagaimana dengan tingkat akurasinya? Bagaimana kalau pengambilan sampelnya salah?,” tulis Profesor Zubairi.

Melalui cuitan di twitternya, Profesor Zubairi mengatakan bahwa memasukkan cotton bud panjang ke hidung hingga tiba di nasofaring bukan perkara mudah.

Apabila melalukan tes swab antigen mandiri, kemungkinan hanya sampai rongga hidung saja dan yang terambil adalah air liur, bukan lendir.

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Kabupaten Bogor Terbaru Agustus 2021, Tersedia Jenis Vaksin AstraZeneca dan SINOVAC

Pemeriksaan sampel air liur ini tentu lebih sulit dalam mendeteksi virus dan cenderung menunjukkan hasil negatif. Nah, bagaimana jika tes usap mandiri itu menunjukkan hasil positif. Hal ini yang menurut saya cukup berbahaya bagi pasien,” tulis Profesor Zubairi.

Persoalannya, kalau hasilnya itu positif, orang tersebut tidak bisa menentukan sendiri bahwa dia cukup isolasi mandiri begitu saja. Ya belum tentu benar. Beberapa orang yang positif kan memerlukan perawatan yang intensif di rumah sakit.” Sambungnya.

Profesor Zubairi mengatakan bahwa pasien Covid-19 cenderung membutuhkan infus, suntikan heparin, oksigen, serta obat-obat Dexamethasone, Remdesivir, Favipiravir, dan lainnya.

Baca Juga: Ada BTS hingga Ed Sheeran, Berikut Daftar Lengkap Nominasi MTV Video Music Awards 2021

Terkecuali pemakaian alat tes usap tadi dipandu dan dimonitor oleh profesional. Misalnya melalui video call, Zoom atau apapun yang bisa memberi tahu orang itu benar atau salah dalam pemakaiannya. Kalau diketahui positif, ya berlanjut dengan konseling,” tulis Profesor Zubairi.

Profesor Zubairi juga menegaskan bahwa tes antigen hanya screening awal, hasilnya harus tetap dikonfirmasi dengan tes swab PCR.

Yang juga penting adalah, Anda harus melapor ke petugas puskesmas jika hasil tes antigen Anda positif, demi kepentingan pendataan dan memutus mata rantai Covid-19,” tutupnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x