Maka dari itu, hal ini pastinya membuat kontra di kalangan masyarakat, apalagi masyarakat di kalangan rendah.
Seorang Aktivis Dakwah bernama Hilmi Firdausi pun ikut berkomentar melalui akun twitter pribadinya atas wacana pemerintah tersebut.
Baca Juga: Loki: Siapakah yang Akan Menjadi Villain? Berikut Teorinya
Dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari artikel di Depok.Pikiran-Rakyat.com,
“Assalamu’alaikum Pak @jokowi & Ibu Sri Mulyani, mohon dipertimbangkan lagi pengenaan PPN 12% untuk sembako. Ini rakyat sedang susah karena pandemi, jangan ditambah lagi dengan kenaikan harga sembako yang pasti akan membuat kalangan bawah makin susah. Mohon dengarkan kami ya pak, ibu,” tulis Hilmi Firdausi.
Sementara itu, Mufti Anam selaku Anggota DPR RI ikut mengkritik terkait persoalan yang akan berdampak besar bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
"Ini kan ekonomi sedang punya momentum pemulihan, punya momentum untuk rebound. Tantangannya ada pada upaya menahan laju kenaikan kasus aktif Covid-19.
Daya beli perlahan tumbuh. Kalau kebutuhan pokok dikenakan PPN, berarti pemulihan ekonomi dipukul mundur," kata Mufti.
Terlebih lagi, Mufti mengaskan bahwa dengan adanya penerapan PPN pada sembako ini akan menimbulkan dua dampak buruk.