Ia menyebut bahwa rakyat seperti disuguhkan opera sabun, karena masalah yang tak kunjung usai dan tetap harus tepuk tangan.
Petinggi Partai Gelora tersebut mengaku sempat marah melihat para pegawai KPK. Tetapi amarahnya tak digubris oleh mereka.
“Dulu, saya sampai marah kayak orang gila ngingatin kalian. Tapi ampun deh, lagi banyak yang bertepuk tangan semua dianggap lawan kalau berbeda pandangan,” katanya.
Lebih lanjut, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum yang mempunyi dasar, namun dengan itu tidak didengar oleh pegawai KPK tersebut.
“Sikat saja semua seolah dunia milik kalian saja sendiri. Negara hukum ini ada dasarnya. Kalian gak mau denger,” lanjutnya.
Lantas dengan hal tersebut, Fahri Hamzah menegaskan bahwa masa pegawai KPK telah berakhir, dan kini saatnya untuk memberi kesempatan pada generasi baru.
“Sekarang, tiba masanya berkahir. Introspeksi kawan. Ada masa kita harus tahu diri, cukuplah. Kasih kesempatan generasi baru. Otot kalian sudah gak kuat. Otak kalian sudah gak mampu di medan itu,” tambah Fahri Hamzah.
Ia pun menyarankan adanya tiga alternatif ‘medan’ yang harus ditempuh jika para pegawai KPK ingin berpolitik yakni LSM, media, dan partai.