PR INDRAMAYU – BMKG El Tari Kupang mengimbau seluruh masyarakat yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk tidak mempercayai informasi yang beredar di media sosial bahwa akan ada siklon tropis Seroja susulan pada Mei mendatang.
Karena informasi tersebut bukan berasal dari akun resmi BMKG.
“Informasi mengenai adanya siklon seroja pada bulan mei yang beredar di media sosial bukan dibuat dan /atau disebarkan oleh BMKG, “Kata kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi dikutip PikiranRakyat-indramayu.com dari Antara News.
Dia mengatakan hal tersebut karena beredarnya informasi di media sosial tentang adanya isu Siklon Tropis Seroja yang akan terjadi lagi di bulan Mei 2021 di wilayah NTT.
Sehingga dengan adanya kabar itu membuat masyarakat disekitar NTT menjadi khawatir.
Menurutnya potensi terjadinya isu tersebut sangat kecil.
Baca Juga: Sebut Nama Perantau Minang, Doni Monardo: Jangan Ada Dulu Acara Pulang Kampung
Namun jika terdapat potensi cuaca ekstrem, BMKG akan segera merilis peringatan secara resmi melalui akun resmi BMKG.
Maka dari itu masyarakat dihimbau untuk tidak mempercayai informasi tersebut dan tetap tenang.
Selain itu bagi masyarakat yang mendapatkan informasi yang berkaitan dengan fenomena cuaca, iklim, dan gempa bumi harus dipastikan informasi tersebut berasal dari lembaga resmi pemerintah yaitu BMKG.
Baca Juga: Anime Black Clover Episode 171 Akan Dilanjutkan Kembali? Simak Penjelasan Berikut Ini
Sebelumnya sebagian desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),tenggelam di terjang siklon Tropis Seroja yang pada 4-5 April lalu.
Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Menurut salah satu warga longsor yang menerjang sebagian desa tersebut menyebabkan ratusan rumah mengalami kerusakan.
Baca Juga: Gelar Pesta Narkoba dengan Wanita, Kepala Sekolah Mts di Jawa Barat Berhasil Diamankan Polisi
Walaupun banyak keluarga yang kehilangan tempat tinggalnya tetapi semua warga selamat karena sudah meninggalkan rumahnya sebelum longsor terjadi.
Semua warga desa berbondong-bondong mencari tempat yang aman dan meninggalkan rumah mereka.***