Network
PR INDRAMAYU - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menyayangkan rendahnya serapan penggunaan Kartu Tani bagi kalangan petani.
Padahal setiap petani yang memegang Kartu Tani akan mendapatkan kesempatan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Tujaunnya tentu untuk mengingkatkan produktivitas hasil kelola pertanian di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Laga Catur Raffi Ahmad vs GM Irene Masuk Rekor MURI hingga Dedikasikan Hadiah untuk Pensiunan Pecatur
Pupuk yang akan diberikan didapatkan melalui kios-kios yang telah ditunjuk pemerintah melalui himpunan bank negara (Himbara).
Tak hanya itu, Sarwo menambahkan tata kelola dalam sistem penyaluran pupuk juga telah diperbaiki.
Hal itu tentu mempermudah membiasakan petani yang tak terbiasa berhubungan dengan proses perbankkan.
Baca Juga: Terus Bertambah, 62 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Flores Timur NTT
Fitur baru itu seperti penyempurnaan sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), hingga sinkronisasi data Dukcapil.
Kemudian menyaring usulan lahan diatas 2 hektare, pengecekan data dengan NIK ganda dan fitur menarik lainnya.
Sarwo menambahkan kembali, baru sekitar 5,03 persen kalangan petani di Indonesia yang menggunakan proram ini.
Baca Juga: Curi Ikan di Laut Natuna, Kapal Milik Vietnam Berhasil Diamankan Bakamla
"Penggunaan Kartu Tani ini 835.778 atau 5,03 persen," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari antaranews.com.
Sarwo blak-blakan menyebutkan data ini dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI tentang pupuk subsidi dan Kartu Tani, Senin, 5 April 2021.
Total jumlah petani yang menggunakan Kartu Tani yang terdata dalam e-RDKK sudah mencapai 16.6 juta petani.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilakukan Selama Ramadhan, Kemenkes: Demi Mencegah Penularan
Padahal Kartu Tani yang sudah didistribusikan mencapai 7.2 juta atau 43.67 persen.
Dia menyebutkan alasan rendah penggunaan Kartu Tani lantaran terkendala hal teknis.
Seperti belum tercetaknya Kartu Tani, tak ada jaringan internet, hingga belum terbiasanya petani dengan teknologi. ***
