Manfaatkan Pelepah dan Lidi Sawit Jadi Sumber Pemasukan Baru, Raih Omset Puluhan Juta!

- 26 Maret 2021, 13:15 WIB
Perkebunan sawit di Mukomuko.
Perkebunan sawit di Mukomuko. /Kodar Solihat/DeskJabar

PR INDRAMAYU - Luasnya perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai 4,2 juta hektere, membuat Jaringan Pengusaha Nasional (JapNas) memutar otak.

Mereka mengaku mulai memanfaatkan pelepah dan lidi sawit untuk diangkat menjadi potensi bisnis baru.

Padahal selama ini lidi dan pelepah sawit tak pernah dianggap dan pasti berakhir di tempat pembuangan sampah.

Baca Juga: Susah Move On dari Mantan? Simak 5 Tips Mudah Berikut, Salah Satunya Jangan Hubungi Dia Lagi

"Industri baru bersumber dari pelepah dan lidi sawit ini perlu dikembangkan karena bernilai komersil," ujar Ketua Umum Pengurus Wilayah JapNas Riau Arif Eka Saputra dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dari riauantaranews.com, Kamis, 26 Maret 2021.

Menurutnya, ini mengikut daerah lain yang sudah memulai dengan mengekspor lidi kelapa sawit untuk dikirim ke luar negeri.

Pada kesempatan yang hampir bersamaan, Ketua Harian JapNas Riau Victor Yonathan membeberkan lebih rinci lagi.

Baca Juga: Soal Lagu Suara Halilintar Karya Bobby Kool SID, Haris Azhar: Itu adalah Suara dari ketidakadilan

Menurutnya, usia pohon sawit yang sudah dapat dipanen tiap 6 bulan sekali dapat mencapai 1,1 miliar batang lidi.

Ini mengikuti produksi sawit yang berumur diatas 8 tahun untuk luasan lahan 2 juta hektare.

"Jika diprediksi setiap 6 bulan dari satu batang kelapa sawit itu dibuang tiga pelepah saja dan satu batang pelepah itu menghasilkan 1 kilogram lidi," ujarnya.

Baca Juga: Dibanding-bandingkan dengan Amanda Manopo, Memes Prameswari Beri Jawaban Menohok

"Maka potensi tiap 6 bulan telah bisa dimanfaatkan oleh industri mencapai 1 juta ton lebih," ujarnya kembali.

Sudah dilakukan di beberapa daerah di Riau. Salah satunya di Indragiri Hulu untuk diekspor ke Pakistan.

"Di Indragiri Hulu sudah ada pengolahan lidi ini. Dilakukan oleh dua perusahaan pengepul saja dan ini bisa mendapatkan 17 ton lidi. Untuk harganya per kilogram lidi Rp2.000 dan dikirim ke Pakistan," sebutnya.

Baca Juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Memengaruhi Kesuburan Perempuan? Simak Penjelasan Profesor Zubairi

Sedangkan untuk pelepahnya, dijadikan sebagai bahan baku meubel.

Namun untuk yang satu ini belum diolah secara maksimal lantaran membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Seperti pengeringan, pembersihan demi memunculkan tekstur yang bagus dan bardaya jual tinggi. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x