Baca Juga: Bukan Aurel Hermansyah dan Azriel Hermansyah, Krisdayanti Unggah Momen Ulang Tahun Bersama yang Lain
Untuk menguji ide ini para peneliti memasangkan ekor lipid pengikat albumin ke vaksin peptide untuk melawan virus vaksinia.
Vaksin ini juga termasuk bahan yang digunakan untuk memicu respons kekebalan yang lebih kuat lagi.
Akhirnya peneliti menemukan bahwa vaksin yang diberikan melalui pernapasan, dapat menstimulasi paparan inhalasi.
Para peneliti menemukan bahwa jenis pengiriman ini menghasilkan peningkatan sel T memori 25 kali lipat di paru-paru tikus dibandingkan dengan disuntik vaksin yang dimodifikasi albumin pada jaringan otot tikus.
Ternyata hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa ketika tikus di vaksin melalui jaringan otot, vaksin melalui jaringan oto tidak memberikan perlindungan.
Sementara itu tikus yang menerima vaksin melalui saluran pernapasan justru dilindungi.***