Soal Varian Corona B117 dan N439K, Ketua Satgas Covid-19 IDI: Pandemi Belum Usai

- 13 Maret 2021, 13:50 WIB
Usai B117, Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban, membahas varian corona N439K seraya mengingatkan pandemi belum usai.
Usai B117, Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban, membahas varian corona N439K seraya mengingatkan pandemi belum usai. /Instagram.com/@profesorzubairi

“Pertama kali itu di Skotlandia. Pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa—dan saat ini sudah sampai Indonesia,” tulisnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, 13 Maret 2021 siang.

Dia menyatakan, N439K ini sebenarnya telah dianggap hilang saat penguncian diberlakukan di Skotlandia.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Impor 1 Juta Ton Beras, Fadli Zon: Jangan Alergi Mendengar Masukan Petani

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel berjudul “B117 Usai, Puluhan Kasus Mutasi N439K Terdeteksi di Indonesia, Simak Pesan Prof. Zubairi Djoerban”, rupanya kasus tersebut malah muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman, dan Inggris.

“Dus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas,” tulisnya lagi.

Lalu apa bedanya varian baru ini dibandingkan strain corona penyebab Covid-19 yang telah menjadi pandemik saat ini?

Baca Juga: Mengenal Sesar Baribis yang Melintasi Indramayu, Ternyata Diyakini Masih Aktif hingga Kini

Dia mengatakan, sifat N439K ialah resisten terhadap antibodi alias tidak mempan, termasuk jika dihadapkan dengan vaksin Covid-19.

“Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita,” tulis Zubairi Djoerban.

Amerika Serikat, ujarnya, telah mencoba antisipasi N439K ini. Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19.

Halaman:

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah