Bedah Buku Islam Radikal dan Moderat: Sosiolog UI Ungkap Pandangan Emile Durkheim

- 22 Februari 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi buku. Sosiolog Universitas Indonesia bedah buku Islam Radikal dan Moderat.
Ilustrasi buku. Sosiolog Universitas Indonesia bedah buku Islam Radikal dan Moderat. /Pixabay/DariuszSankowski

PR INDRAMAYU – Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Arif Rofiuddin, mengungkap pandangan sosiolog terkenal, Emile Durkheim. Hal tersebut disampaikan olehnya dalam webinar dan bedah buku Islam Radikal dan Moderat karya peneliti Kementerian Agama (Kemenag)

Dalam bedah buku Islam Radikal dan Moderat karya peneliti Kemenag tersebut, sosiolog UI Arif Rofiuddin mengungkap pernyataan Emile Durkheim terkait peran agama.

Sosiolog UI Arif Rofiuddin mengungkap pernyataan Emile Durkheim terkait peran agama dalam menciptakan keteraturan atau keseimbangan dalam bedah buku Islam Radikal dan Moderat karya peneliti Kemenag.

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Pedagang Pasar Tanah Abang Ungkap Harapannya untuk Indonesia

“Ketika terjadi fenomena sosial berupa sekelompok agama yang melakukan tindakan kekerasan dan represi mengatasnamakan agama, maka sejatinya mereka masih belum menjadikan agamanya sebagai spirit kedamaian dan keteraturan,” tutur Arif sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Indramayu.com dalam webinar dan bedah buku Islam Radikal dan Moderat.

Pria 26 tahun tersebut menekankan bahwa kelompok yang mengatasnamakan agama itu sebagai pihak yang hanya mementingkan kepentingannya semata.

Lebih lanjut, Arif mengatakan banyaknya kelompok intoleran yang membuat konten media sosial untuk menargetkan anak muda sebagai sasarannya.

Baca Juga: Tak Setujui Perubahan Kebijakan Privasi, Siap-siap Aplikasi WhatsApp Anda akan Mengalami Hal Fatal Ini

Dikatakan olehnya, bahwa anak muda tersebut kurang memahami dan mengkritisi konten tersebut sebagai sebuah gagasan yang radikal dan berbahaya.

“Sehingga di sini masuk ke dalam fenomena sosial generasi yang kurang sadar akan pentingnya literasi,” tutur Arif.

Pria kelahiran Indramayu tersebut menyebut hadirnya buku Islam Radikal dan Moderat bisa membawa pemahaman akan kelompok radikal dan moderat.

Baca Juga: 10 Kumpulan Doa-Doa Pendek Pilihan Setelah Salat

Buku Islam Radikal dan Moderat ditulis oleh peneliti Madya di Kemenag, Abdul Jamil Wahab, S.Ag.,M.Si.

Dalam acara yang digelar secara daring oleh Forum Indramayu Studi (FIS) dan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Indramayu tersebut, turut dihadiri oleh penulis buku Islam Radikal dan Moderat itu.

“Buku ini saya tulis atas sebuah renungan panjang atas peristiwa Indonesia yang mengalami polarisasi atau fragmentasi,” ujar Abdul Jamil.

Baca Juga: Perkiraan Cuaca: 22-23 Februari 2021, Berpotensi Banjir, 5 Provinsi Status Siaga

Sebagai seorang peneliti, Abdul Jamil mengaku dirinya harus mengamati dan mengungkap secara lebih detil terhadap hal tersebut.

Pria kelahiran Cirebon itu lalu mendapatkan hasil penelitian bahwa terdapat potret Islam radikal dan moderat yang perlu kita ketahui.

Menurut Abdul Jamil, kelompok Islam radikal menganggap bentuk negara adalah pasti yakni khilafah dan peraturan perundang-undangan hanya dibuat oleh Allah melalui Al Quran dan Hadis.

Baca Juga: Simak Tata Cara Sholat Hajat Beserta Doanya

Sedangkan kelompok Islam moderat menganggap tidak ada bentuk negara yang pasti di dalam Islam dan boleh membuat peraturan yang tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadis.

“Islam tidak mengenal bentuk negara yang seperti apa yang disyariatkan di dalam Islam, yang penting adalah ghoyyah (tujuan),” ujar Abdul Jamil menjelaskan Islam moderat.***

Editor: Irwan Suherman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah