PR INDRAMAYU - Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu, 25 November 2020 lalu membuat nama Susi Pudjiastuti kembali disorot.
Hal ini dikarenakan mantan Menteri KKP era Pemerintahan Jokowi sebelumnya sangat menentang ekspor benih lobster.
Tak henti-henti, wanita asal Pangandaran ini kerap kali meminta pemerintah untuk menghentikan rencana ekspor tersebut.
Baca Juga: Tulis Hashtag Siap Debat dengan Susi Pudjiastuti, Effendi Gazali: Bukan Nantang, Kita Buka Fakta
Terikait pernyataan Susi yang banyak menentang adanya ekspor benur, Fahri Hamzah pun memberikan tanggapan.
Berkesempatan hadir di Mata Najwa, politikus Partai Gelora ini juga merupakan seorang eksportir benih lobster.
Fahri mengatakan jika nelayan tak dapat menunggu lama hingga lobster berukuran besar.
Baca Juga: Indra Bekti Tipikal Suami Takut Istri, Dikonfirmasi Valid karena Tidak Ada Lagi yang Suka Kepadanya
Ia menuturkan jika nelayan juga membutuhkan uang untuk makan.
Lebih anjut Fahri mengungkapkan jika pakan dari lobster jauh lebih mahal dibandingkan biaya makan anak istri nelayan.
Menurut Fahri nelayan tidak bisa menunggu hingga akhirnya pemerintah mendapatkan kesepakatan dengan Tiongkok untuk membeli lobster di Indonesia dan bukan Vietnam.
Baca Juga: Edhy Prabowo Tersandung Kasus, Gerindra Minta Maaf pada Presiden Jokowi
"Rakyat gak bisa nunggu, ini aja dijalankan dulu," ujar Fahri, dikutip dari YouTube Najwa Shihab yang diunggah 26 November 2020.
Fahri menuturkan lebih baik aturan yang ada saat ini dijalankan terlebih dahulu sambil pemerintah membawa kesepakatan dengan Tiongkok untuk membeli dari nelayan lokal.
"Jangan korbanin nelayan, ibu Susi kaya, nelayan tidak sekaya Bu Susi, Ibu...nelayan ga bisa nunggu," tutur Fahri sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Mantan Menteri KKP Tetap Tak Setuju Ekpor Benih Lobster, Fahri Hamzah: Nelayan Tidak Sekaya Bu Susi'.
Baca Juga: Dibocorkan Igun, Tak Disangka Deddy Corbuzier Blokir Akun Instagram Rossa, Ternyata Ini Penyebabnya
Fahri menceritakan, saat kebijakan ekspor baby lobster ini dibuka, nelayan menyambut gembira. Mereka bahagia dan pesta dengan kebijakan tersebut.
Sebab dalam aturan tersebut, harga beli ke nelayan sudah ditetapkan yakni di atas Rp 5.000. Kepastian harga yang baik ini membuat nelayan tersenyum lebar.
Bahkan saat adu harga dengan pengusaha, ada nelayan yang menawarkan di atas Rp 10.000. Sedangkan harga ekspor baby lobster di bawah 1 dollar AS.
Baca Juga: Total 61 Juta Orang Terinfeksi, 42 Juta Pasien Sembuh, Berikut Rincian Update Corona Dunia Hari Ini
Fahri mengungkapkan jika dia mengalami kerugian ketika mengekspor benih lobster.
Belum ditambah biaya cukai, karantina, dan lainnya, jadilah pengusaha rugi. Tak tanggung-tanggung, perusahaannya yang baru dua kali ekspor, mengalami kerugian besar.
Kerugian pertama mencapai Rp 200 juta, kerugian kedua di angka Rp 180 juta.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran Rakyat)