Irmanputra: Presiden Lebih Berpotensi Menimbulkan Kerumunan Ketimbang Habib Rizieq, Ini Sebabnya

- 26 November 2020, 19:32 WIB
Pakar hukum tata negara, Irmanputra Sidin.
Pakar hukum tata negara, Irmanputra Sidin. /Instagram @irmanputra_sidin

Menurut dia, lewat pemahaman ini, justru presidenlah yang paling berpotensi memicu kerumunan.

"Yang paling potensial mendapatkan kerumunan itu presiden. Dimana-mana pasti orang akan langsung datang," katanya.

Baca Juga: Hina Presiden Jokowi Lewat Foto Profil Facebook, Seorang Pria Sumatera Berhasil Diamankan

"Dan ketika dia melihat presiden sebagai idolanya selama ini, udah lupa pasti dia jaga jarak," ujar Irmanputra.

Inilah yang menjadi alasan dirinya menolak kalau kepala daerah bisa diberhentikan hanya gara-gara melanggar protokol kesehatan Covid-19, terutama soal kerumunan.

"Masak presidennya mau diberhentikan gara-gara dia tidak ngacir dari kerumunan itu," kata dia.

Baca Juga: Cegah Penularan Virus Covid-19, MUI Indramayu Imbau Masyarakat Tidak Takut Vaksinasi

Begitu pun dengan kepala daerah. Ia menuturkan kalau gubernur juga bisa menimbulkan kerumunan saat disadari banyak orang di ruang publik. Misalnya seusai salat jumat berjamaah.

"Setelah keluar dari masjid, kan itu berdesak-desakan, biasa. Mungkin di dalam masjidnya dia jaga jarak, tetapi setelah keluar sudah rapat," tuturnya.

"Tiba-tiba lihat gubernur, pasti datang, salaman semua. Masak dia diberhentikan karena habis mampir salat. Atau kemudian dia ngacir? Enggak mungkin," ucap Irmanputra Sidin.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x