Laporan Terkini dari BPPTKG: Aktivitas Gunung Merapi Makin Tinggi, Begini Penjelasannya

20 November 2020, 15:06 WIB
Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu ( 18/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww. /Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto

PR INDRAMAYU - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan aktivitas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

Dlaam laporannya disebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi semakin tinggi sehingga masyarakat diminta lebih meningkatkan kewaspadaan.

Gempa multiphase Gunung Merapi per Jumat ini, semakin tinggi, dengan menunjukkan pergerakan magma sudah makin ke permukaan sekitar 1,5 kilometer, kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, di sela menghadiri acara kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo, di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, Jumat.

Baca Juga: Teliti Tingkat Keberagaman Masyarakat, STIDKI NU Indramayu Siap Berpartisipasi

Menurut Hanik Humaida, hal tersebut terdeteksi dari kegempaan multiphase (MP) sudah tinggi, dan magma betul-betul sudah semakin ke permukaan, tetapi belum sampai muncul di puncak Merapi.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs Antara, Hanik Humaida mengatakan risiko ancaman tertinggi dimulai dari batas barat laut, barat hingga ke tenggara.

Daerah yang ada di posisi barat laut ke tenggara dari Gunung Merapi ini, diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Chef Arnold Lelang Popcorn Bertabur Emas, Terjual di Hotman Paris Seharga Rp50 Juta

Namun, warga di daerah utara dan timur laut hingga timur juga tidak boleh kehilangan kewaspadaan.

"Potensi bahaya arah letusan Merapi, utamanya masih ke Kali Gendol, tetapi karena guguran dari puncak berkali-kali ke arah barat dan barat laut, maka ada potensi juga ke Kali Lamat, dan Senowo," kata Hanik.

Tetapi, bentuk erupsinya seperti apa hingga saat ini, kata dia, data tidak menunjukkan kejadian seperti pada 2010.

Baca Juga: Pekerjakan Anak di Bawah Umur, Pengelola Daur Ulang 2,5 Ton Sarung Tangan Medis Bekas Diamankan

Sehingga, kondisi ini, tidak perlu sangat dikhawatirkan, tetapi harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Kendati demikian, ujar Hanik, bagaimana pun jika terjadi erupsi atau membawa awan panas atau letusan itu, menjadi sesuatu yang berbahaya. Namun, aktivitas Merapi menunjukkan data tidak seperti kejadian 2010.

"Kalau prediksi kami, data seperti kejadian erupsi 2006, tetapi lebih besar sedikit," kata Hanik.

Baca Juga: 500 Nelayan Afrika Terinfeksi Penyakit Kulit Misterius Hingga Alami Luka

Hanik menjelaskan soal pertumbuhan kubah lava di puncak Merapi belum ada yang menuju ke permukaan. Jadi belum ada kubah lava baru di puncak Merapi.

Gunung Merapi hingga saat ini, jarak amannya masih dalam batas maksimum 5 km dari puncak Merapi. Posisi magma yang jelas sudah lebih dangkal, kurang dari 1,5 km dari puncak Merapi.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler