Memilukan! Firasat Kejadian G30S/PKI, Rianto Nurhadi Ungkap saat Sang Ayah Gugur Diserang Tembakan

30 September 2020, 09:59 WIB
Sejarah dan Lirik Lagu Gugur Bunga - Soundtrack Film Penghianatan G30S PKI /Twitter/@dincristine/

PR INDRAMAYU - Pada 1 Oktober 1965, pukul 04.30 WIB pagi, merupakan kejadian yang tidak terlupakan bagi Rianto Nurhadi putra ke-3 Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo (MT) Haryono.

Dilansir PikiranRakyat-Indramayu.com dari situs RRI, Dia masih mengingat dengan jelas kejadian G30S/PKI yang menimpa orang tuanya tersebut.

Riri sapaan akrabnya menuturkan, pada saat itu ada teriakan prajurit Tjakrabirawa dari luar rumahnya di Jalan Prambanan Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Fakta Pencoretan Musala, Pelaku Belajar Agama dari Youtube Hingga Robek Al Quran dan Gunting Sajadah

"Jenderal, keluar Jenderal, ada perintah dari Istana," kata Riri dalam dialog kepada PRO-3 RRI, Rabu (30 September 2020).

Kemudian ia mengatakan bahwa sang Ibu membangunkan Ayahnya.

"Dan ibu kami memberitahukan dan membangunkan ayah, setelah itu ayah bilang besok saja," tambahnya sambil kenang.

Riri yang pada saat itu masih berusia 9 tahun mengungkapkan, bahwa sang Ibu Mariatni langsung mengunci pintu kamar.

Baca Juga: KAMI Gelar Nobar Film G30S/PKI di Rengasdengklok, Gatot Nurmantyo Turut Hadir

Hayono pun lalu terbangun, dan memerintahkan sang istri, untuk pindah ke kamar pojok yang berada di depan, dan membawa anak-anaknya.

"Pada saat itu Ayah bilang, mungkin ini sudah waktunya saya pergi. Lalu kemudian, ayah saya menyuruh ibu saya untuk melindungi anak-anak dengan pindah ke kamar lainnya, kamar yang paling pojok," jelasnya.

Tak berselang lama, prajurit Tjakrabirawa merangsek masuk pintu depan seraya membrondong dengan tembakan, hingga membuat pintu hancur.

Baca Juga: Pelaku Kasus Pencoretan Musala Ternyata Remaja 18 Tahun, Polisi Ungkap Kronologi Penangkapannya

Dari situ beberapa prajurit Tjakrabirawa masuk ke dalam kamar utama. Namun, MT Haryono berusaha menghalau dua prajurit Tjakrabirawa masuk ke dalam kamar utama.

"Jadi ayah saya menghadapi sendiri, dari situ lah pintu kamarnya ditembakin. Saat ayah saya rebut senjata itu dia ditembak dari belakang, nah disitulah kemudian ayah saya gugur," pungkasnya.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler